Arsip Tsunami Rekam Informasi Penting Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana

waktu baca 2 menit
Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, Sumber Daya Manusia dan Hubungan Kerja Sama, Iskandar Syukri saat memberikan sambutannya dalam acara seminar internasional “Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan: Pelajaran dari Tragedi Tsunami Aceh sebagai Pengetahuan dan Warisan Dokumenter, yang berlangsung di Banda Aceh, Provinsi Aceh, Selasa 13 Desember 2022. (Theacehpost.com)

Theacehpost.com | Banda Aceh– Pemerintah Provinsi Aceh mengapresiasi Seminar Internasional “Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan: Pelajaran dari Tragedi Tsunami Aceh sebagai Pengetahuan dan Warisan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati dan merefleksi 18 tahun tsunami Samudera Hindia.

Seminar ini dilaksanakan atas kerja sama Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Pemerintah Provinsi Aceh dan Universitas Syiah Kuala yang berlangsung di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa 13 Desember 2022.

Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki yang dalam hal ini diwakili Staf Ahli Bidang Keistimewaan Aceh, Sumber Daya Manusia dan Hubungan Kerja Sama, Iskandar Syukri menyampaikan bahwa peristiwa tsunami 18 tahun silam di Aceh menyisakan banyak kenangan dan memori bagi masyarakat Aceh. Momen ini bahkan tidak hanya membangkitkan solidaritas masyarakat Indonesia, namun juga mendorong solidaritas dunia untuk bersatu dan bergandengan tangan meringankan penderitaan bagi korban.

“Arsip tsunami merupakan khazanah yang penting untuk dirawat dan dilestarikan karena memiliki informasi berharga yang merekam peristiwa rehabilitasi dan rekonstruksi pasca tsunami yang dapat menjadi sumber pengetahuan juga meningkatkan kesiapsiagaan,” terang Iskandar.

Berita terkait: Refleksi 18 Tahun Tsunami, ANRI Sukses Gelar Seminar Internasional Arsip Pandemi dan Kebencanaan

Ia menambahkan, arsip tsunami yang telah diakui sebagai memori dunia oleh UNESCO kini dilestarikan Balai Arsip Statis Tsunami dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Aceh.

banner 72x960

“Ke depannya, semoga para peneliti dan mahasiswa dapat memanfaatkan arsip tsunami tersebut untuk kepentingan penelitian atau kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kebencanaan,” sebutnya.

Tak hanya itu, beberapa waktu terakhir bahkan memori bencana tsunami dan segala proses rekonstruksinya juga menjadi wisata sejarah dan budaya bagi masyarakat umum yang berkunjung ke Aceh.

Sebagai informasi, seminar tersebut dilaksanakan secara daring melalui aplikasi zoom cloud meeting dan secara luring. Seminar Internasional tersebut mengusung tema “Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan: Pelajaran dari Tragedi Tsunami Aceh sebagai Pengetahuan dan Warisan Dokumenter” juga menjadi ajang dalam menyosialisasikan keberhasilan penominasian arsip Tsunami Samudera Hindia sebagai MoW pada 30 Oktober 2017.[]

Baca juga: Diakui UNESCO, Menteri PANRB: Arsip Tsunami Bisa Jadi Soft Diplomacy Bidang Budaya

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *