Amarah Demokrat Setelah Muncul Opsi Anies-Muhaimin, Koalisi Perubahan Bubar?

Foto swafoto bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (2/3/2023). (Dokumentasi/Partai Demokrat)

JAKARTA- Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dihuni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tampak tengah berada di persimpangan jalan.

banner 72x960

Hal itu menyusul kunjungan Anies yang diusung sebagai bakal calon presiden (bacapres) ke ibu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Muhassonah Hasbullah, di Jombang, Jawa Timur, Kamis (31/8/2023) siang.

Sore harinya, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya menuding Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sepakat memilih Muhaimin sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres) Anies.

Riefky mengeklaim, keputusan itu diambil saat Paloh dan Muhaimin bertemu di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Selasa (29/8/2023) malam.

Anies pun langsung dipanggil Paloh untuk menkomunikasikan keputusan itu. Namun, Nasdem dan Anies tak memberitahukan keputusan itu pada Demokrat dan PKS.

Riefky merasa, tindakan Nasdem dan Anies telah melakukan pengkhianatan.

“Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol,” ucap dia.

“Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan,” sambung Riefky.

Ia menyatakan, Demokrat bakal menggelar rapat Majelis Tinggi Partai untuk menentukan langkah politik ke depan.

Sementara itu, Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Almuzammil Yusuf menegaskan pihaknya masih akan mendukung Anies sebagai bacapres.

Sikap itu sesuai dengan keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII.

“Bahwa PKS secara resmi mendukung dan mengusung Saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai calon Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2024,” sebut Almuzammil dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com.

PKB tunggu pendapat kiai

Ditemui terpisah, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lukmanul Hakim mengatakan bakal mendengarkan pendapat kiai terkait wacana duet Anies-Muhaimin.

“Para kiai harus diajak bicara dulu, dikonsultasikan dulu terkait situasi hari ini,” sebut Lukmanul di kompleks Kementerian, Widya Chandra, Jakarta Selatan, Kamis.

Maka, lanjut dia, PKB bakal menggelar rapat Dewan Syuro dan Dewan Tanfidz PKB, hari ini, Jumat (1/9/2023).

Ia mengatakan Muhaimin pun menyambut baik wacana tersebut.

Meski begitu, Lukmanul mengaku kaget dengan situasi politik saat ini.

“Karena ternyata banyak juga yang mendorong opsi Anies-Cak Imin,” tutur dia.

Paloh hormati jika Demokrat hengkang

Paloh mengaku tak ingin KPP bubar. Namun ia bakal menghormati keputusan Demokrat jika akhirnya memilih untuk hengkang.

“Saya hormati, apalagi yang harus saya katakan? Kalian lihat, model saya ini kira-kira ada bakat sebagai pengkhianat atau tidak?” ujar dia.

Di sisi lain, Paloh menyatakan sampai saat ini Muhaimin belum resmi menjadi bacawapres Anies.

Tetapi, ia meminta semua pihak menunggu dinamika politik selama 1-2 hari ke depan.

“Kemungkinan ke arah itu bisa saja terjadi. Tapi saya pikir itu belum terformalkan sedemikian rupa sampai menit ini,” sebut dia.

Kemudian, Paloh menampik jika wacana memasangkan Anies-Muhaimin merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo.

Meskipun, Paloh mengaku baru saja bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore. “Enggak ada arahan (Jokowi),” imbuh dia. KOMPAS.com

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *