Persoalan Jalan Tol Aceh, Begini Tanggapan Akademisi

Teuku Alvisyahrin. (Dok MIK)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Persoalan yang terjadi di jalan tol Aceh, kawasan Aceh Besar—seperti masuknya ternak ke badan jalan dan raibnya kawat pagar pengaman—ikut ditanggapi salah seorang akademisi Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Ir. Teuku Alvisyahrin, M.Sc.

banner 72x960

“Inilah akibatnya kalau pembangunan hanya fokus kepada pekerjaan fisik saja,” kata Teuku Alvisyahrin, dosen di Magister Ilmu Kebencanaan (MIK) USK.

“Yang tak kalah penting dalam pembangunan adalah mengedepankan aspek sosiologis,” lanjutnya.

Harusnya, kata Teuku Alvisyahrin yang juga unsur Dewan Pakar Forum Pengurangan Risiko Bencana (F-PRB) Aceh, masyarakat bukan hanya diposisikan sebagai beneficiaries/penerima manfaat saja, tapi perlu diajak untuk menjadi pemilik hasil pembangunan dengan konsekwensi tanggung jawab untuk ikut merawatnya.

Berita terkait: Ombudsman: Persoalan Jalan Tol di Aceh Memalukan

Berita terkait: Kesaksian Masyarakat, Kawat Pengaman Jalan Tol di Aceh Besar Raib

Berita terkait: Gila, Kawanan Kambing Bergerombol di Jalan Tol Aceh Besar

“Karena pembangunan sering mengabaikan aspek sosiologis, wajar saja terjadi persoalan seperti di jalan tol Aceh Besar itu. Ada ternak yang bergerombol masuk jalan bebas hambatan, ada pula kawat pengaman pagar raib,” kata pakar kebencanaan yang menyelesaikan pendidikan S2 bidang Agronomi/Manajemen Kesuburan Tanah di University of Arkansas, USA tahun 1991. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *