Tim ACT Temukan Lokasi Tiga Bocah SD Bergelantungan Menyeberang Sungai

waktu baca 2 menit
Tangkapan layar dari video viral bocah SD menyeberang sungai dengan cara bergelantungan di keranjang yang terhubung dengan bentangan tali. (Sumber Medsos)

Theacehpost.com – Mungkin Anda sempat menonton tayangan video berdurasi 29 detik yang menyebar di jejaring medsos sejak beberapa hari terakhir.

Video tak ubahnya aksi akrobat itu memperlihatkan tiga bocah berseragam SD – dua perempuan satu laki-laki—menyeberang sungai dengan cara bergelantungan pada keranjang yang terkait pada bentangan tali.

Video viral itu hanya mencantumkan keterangan singkat tentang anak SD menyeberang sungai di Kampar, Riau.

Beredarnya video itu direspons oleh organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Riau.

Salah seorang bocah yang melakukan aksi mendebarkan menyeberang sungai ketika diwawancarai Tim ACT Riau. (Dok ACT Riau)

Tim ACT Riau turun langsung ke lokasi dan melaporkan hasil temuan mereka. Laporan itu diteruskan ke Theacehpost.com oleh Kepala Cabang ACT Aceh, Zulfurqan, Sabtu malam, 12 Juni 2021.

banner 72x960

Begini laporan ACT Riau:

Beberapa hari terakhir viral sebuah video yang menggambarkan anak-anak sekolah dasar sedang menyebrang sungai dengan cara yang ‘tidak biasa’ dan cenderung berbahaya.

Tim Aksi Cepat Tanggap pun bergegas menuju lokasi untuk memvalidasi kabar tersebut dan mengupayakan solusi-solusi bila memang diperlukan. 

Lokasi video itu tepatnya berada di Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Daerah dalam video itu memang bukan akses umum melainkan akses kebun sawit beserta tempat tinggal para buruhnya.

Anak-anak dalam video itu pun merupakan anak-anak buruh yang bekerja di kebun tersebut. 

Mereka memang terbiasa melewati sungai tersebut untuk akses pulang-pergi ke sekolah.

Namun, biasanya mereka diantar-jemput orangtuanya dan ditarik serta diawasi orangtuanya sehingga cenderung aman, tidak seperti pada video.

Kabarnya kemarin mereka pulang sekolah lebih cepat sehingga orangtuanya belum menjemput. Anak-anak itu pun nekat menyebrang dengan cara seperti itu. 

Sebenarnya ada akses jalan dan jembatan resmi, namun jaraknya cukup jauh, sekitar 30 menit dari lokasi dan cukup memutar, sehingga amat memakan waktu.

Meskipun ini bukan jalan dan pemukiman umum, para buruh berharap ada akses yang lebih nyaman dan aman menuju rumah mereka.

Menurut info dari sumber lain, keranjang yang terkait dengan bentangan tali itu milik seorang pekebun sawit yang sering digunakan untuk menyeberangkan tandan buah segar (TBS).

Ternyata ‘potensi’ itu dimanfaatkan oleh bocah-bocah ‘kreatif’ tersebut sebagai jalan pintas untuk pulang-pergi sekolah.

Saat ini, tim @act_riau pun tengah mengurus perizinan ke pemilik lahan dan juga pihak desa untuk membangun akses penyebrangan.

Ikut bantu yuk…

Salurkan sedekah terbaikmu dan kejar amal jariyah dengan membangun akses penyebrangan di desa ini melalui:

Bank Aceh Syariah 01001930009205; Bank Syariah Mandiri 7089786023.

Konfirmasikan donasi Anda melalui WhatsApp 0822832690008 atau DM instagram @act_aceh.

#IndonesiaDermawan #BersamaAngkatIndonesia. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *