Aceh Masuk Masa Transisi Peralihan Musim, Waspadai Cuaca Ekstrem

waktu baca 2 menit
Ilustrasi: Cuaca ekstrem. (Foto: Pexels.com).

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Beberapa kabupaten kota di Provinsi Aceh belakangan ini dilanda cuaca ekstrem berupa angin kencang yang disertai hujan dan petir serta adanya puting beliung.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh menyampaikan, keadaan tersebut terjadi karena provinsi paling barat Indonesia ini sedang memasuki masa transisi atau peralihan musim.

“Saat ini merupakan masa trasisi atau masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda, Zakaria Ahmad, ketika dikonfirmasi, Selasa, 29 September 2020.

Ia menjelaskan, kecepatan angin rata-rata harian masih dalam kategori rendah, antara 3-8 km/jam atau katagori angin tidak membahayakan.

Namun di masa transisi seperti ini hujan yang terjadi lebih dominan akibat awan Cumulonimbus berkembang cepat dan menjulang tinggi sehingga akan menampilkan awan hitam pekat.

banner 72x960

“Disaat-saat seperti itu biasanya sudah mulai ada suara gluduk atau guntur sesekali. Itu pertanda ada kemungkinan akan terjadi angin kencang, hujan deras, bisa juga hujan es dan bahkan angin putingbeliung,” jelas Zakaria.

Angin kencang dan puting beliung dikatakan Zakaria berbeda. Angin kencang bisa merusak suatu benda dengan cara mendorong dan menerbangkannya ke arah pergerakan angin. Biasanya, keadaan ini terjadi ketika pagi, sore, bahkan tengah malam.

Sementara puting beliung biasa terjadi antara pukul 14.00 WIB sampai 19.00 WIB atau menjelang magrib. Ciri-ciri kehadiran angin ini biasanya seperti ketika cuaca pagi cerah, panas atau gerah, angin calm (tidak bergerak), ada pertumbuhan awan Cumulonimbus dan ciri pengrusakannya dengan cara mengangkat, benda beterbangan dan berputar-putar.

Mengingat potensi bencana yang terjadi di masa transisi ini, BMKG memperingatkan kepada masyarakat agar lebih waspada dan berhati-hati, terutama ketika melihat perubahan cuaca seperti yang dijelaskan sebelumnya.

“Hendaknya mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman bila melihat awan hitam pekat yang sudah mulai ada suara gluduk atau sudah mulai berhembus angin yang terasa dingin,” ujar Zakaria.

“Peringatan ini juga berlaku untuk para pelaut, untuk para pelaut agar segera menepi,” tambahnya.

Gejala ini akan terjadi di seluruh Aceh dan diperkirakan berlangsung sampai dengan masuknya musim hujan awal atau akhir pada Minggu pertama Oktober 2020.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *