Lestarikan Kesenian Aceh, Tejo Terbitkan Buku Mop-Mop
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Seniman Aceh, T Zulfajri atau akrab disapa Tejo meluncurkan buku berjudul Mop-Mop di Rumoh Budaya Kota Banda Aceh, Jumat, 15 Januari 2021.
Buku tersebut berisi kajian ilmiah tentang seni pertunjukan Aceh yang hampir punah, Mop-Mop.
Pada peluncuran buku yang turut dikemas dengan diskusi tersebut, Tejo menjelaskan bahwa seni pertunjukkan Mop-Mop sempat populer pada tahun 1950 sampai 1980-an.
“Buku ini merupakan salah satu bentuk dokumentasi sebuah kesenian yang memang hampir punah di Aceh. Mop-Mop ini salah satu kesenian teater Aceh yang pernah populer di tahun 1950 hingga 1980-an. Kemudian memasuki 1990-an sampai sekarang sudah jarang ditemui,” ujar Tejo.
“Jangankan kita membaca literasi-literasinya, pertunjukannya saja sudah jarang kita temukan,” lanjutnya.
Tejo menjelaskan, tujuannya menulis buku tersebut agar para generasi-genarasi mendatang dapat membacanya, sehingga kesenian Aceh dapat lestari.
“Harapan saya kepada para seniman terus menjaga kesenian Aceh. Ditakutkan, ketika pertunjukannya tidak ada dan tulisannya pun juga tak ada, maka akan mempercepat kepunahannya karya-karya seniman ini. Kita tidak berharap kesenian ini akan hilang. Setidaknya suatu saat nanti, sudah jarang kita temui tapi masih ada bacaan yang bisa mereka baca,” ungkapnya.
Selain itu, Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh, Irini Dewi Wanti mengaku sangat mendukung sekali atas apa yang dilakukan penulis buku seni pertunjukan Aceh, Mop-Mop.
“Tidak berhenti sampai di sini saja, terus kita tingkatkan kreativitas dalam rangka memberikan perlindungan terhadap warisan budaya dan bentuk perlindungan itu kita membuat kajian-kajian rekonstruksi lagi, sehingga ke depannya ada pemanfaatan dan pengembangan ke depan,” tutur Irini yang hadir pada acara ini sebagai pembahas buku Mop-Mop kepada theacehpost.com.
Turut hadir dalam kegiatan ini, seniman Aceh Fauzan Santa, Kadis Pariwisata Kota Banda Aceh, Iskandar, serta puluhan penggiat-penggiat seni maupun budaya di Aceh.
Penulis: Cut Putroe Ujong