Lab Unsyiah: 23,6 Persen Positif Corona dari 14.918 Sampel Swab
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mencatat jumlah sampel swab yang telah diuji pada Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah berjumlah 14.918 sampel per 5 Oktober 2020.
Manager Operasional Laboratorium Penyakit Infeksi Unsyiah, Dr Ichsan M.Sc menyebutkan, dari jumlah tersebut, 23,6 persen terkonfirmasi positif Covid-19.
“Angka positive rate dari hasil pengujian Lab Unsyiah tersebut tergolong tinggi. Dengan positive rate 23,6 persen, berarti ada 3.519 sampel dari Lab Unsyiah yang terkonfirmasi positif Covid-19,” ujar Ichsan di Banda Aceh, Selasa, 6 Oktober 2020.
Menurutnya, jumlah tersebut telah jauh melampui rasio ambang batas positif yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni lima persen.
Dengan persentase tersebut, kata dia, penyebaran Covid-19 masih bisa terkendali. Namun, jika sudah mencapai lebih lima persen maka pandemi ini akan sulit untuk dikendalikan.
“Data ini patut menjadi perhatian kita bersama, karena semua ini menunjukkan bahwa wabah Covid-19 khususnya di Aceh semakin tak terkendali,” ungkapnya.
Terkait kemampuan Lab Unsyiah, Dr Ichsan mengungkapkan, bahwa saat ini Lab Unsyiah mampu melakukan pengujian sebanyak 520 sampel dalam sehari.
Hal ini tidak lepas dari dukungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang telah memberikan bantuan berupa satu unit mesin Real-Time PCR System dengan 48 Wells beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menilai selama ini keberadaan Lab Unsyiah telah memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 di Aceh.
Selain itu, Rektor juga menilai angka positive rate dari Lab Unsyiah ini bisa saja lebih tinggi jika jumlah pengujian sampel swab dilakukan lebih banyak lagi. Oleh karena itu, Rektor sangat setuju dengan usulan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) beberapa waktu lalu, yang mengusulkan perlunya uji swab secara massal di tempat keramaian.
“Untuk itu Unsyiah siap mendukung swab massal di tempat tertentu. Seperti warung-warung kopi, sehingga kita bisa mendeteksi penyebaran virus Covid-19 ini,” ucap Rektor.
Rektor menilai, yang sangat berbahaya hari ini adalah orang-orang yang sebenarnya positif Corona namun mereka tidak menyadarinya. Penyebabnya, karena mereka tidak memiliki gejala (OTG).
Mereka yang tidak bergejala ini kemudian pulang ke rumahnya dan bertemu dengan orang tua yang memiliki riwayat komorbid, yaitu orang-orang yang memiliki penyakit bawaan.
“Kalau kita lihat persentase yang meninggal, yang paling tinggi adalah darah tinggi, kencing manis, jantung dan paru. Maka kita perlu mewaspadai virus Covid-19,” ujar Rektor.