Diakui UNESCO, Menteri PANRB: Arsip Tsunami Bisa Jadi Soft Diplomacy Bidang Budaya
Theacehpost.com | Banda Aceh – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Annas menyampaikan bahwa arsip tsunami Samudera Hindia pada 2004 yang telah diakui UNESCO sebagai memori dunia, memberikan arti yang sangat penting bagi Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Menteri PANRB pada saat membuka acara Seminar Internasional “Menuju Pusat Arsip Pandemi dan Kebencanaan: Pelajaran dari Tragedi Tsunami Aceh sebagai Pengetahuan dan Warisan Dokumenter”, di Gedung AAC Dayan Dawood, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Selasa, 13 Desember 2022.
Menurutnya, pengakuan dunia tersebut menjadi pengakuan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam pengelolaan arsip yang bernilai guna kepentingan dunia. Harapannya, kontribusi kearsipan ini dapat dipelajari oleh bangsa Indonesia dari generasi ke generasi.
“Selain itu, pengakuan arsip sebagai Memory of the World dari UNESCO juga merupakan bentuk soft diplomacy yang dapat meningkatkan hubungan luar negeri Indonesia, khususnya dalam bidang kebudayaan cultural diplomacy,” terang Menteri Azwar.
Berita terkait: Refleksi 18 Tahun Tsunami, ANRI Sukses Gelar Seminar Internasional Arsip Pandemi dan Kebencanaan
Menteri PANRB memberikan apresiasi terhadap ANRI dan berbagai pihak yang telah bekerja sama menyelenggaraakan acara untuk memperingati dan merefleksi peristiwa tsunami 18 tahun silam yang melanda Banda Aceh.
Ia menambahkan, arsip tsunami memiliki monumen dan sejarah yang luar biasa bagi bangsa Indonesia dan masyarakat di dunia. Publik dapat belajar melakukan mitigasi, mencegah dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana serta memahami pelindungan dan penyelamatan arsip bencana.
“Karena itu semua menjadi kolektif bagian perjalanan bangsa Indonesia dan proses pembelajaran kehidupan. Oleh karenanya, instansi pemerintah penting menjaga arsip dan melakukan pelindungan dan penyelamatan arsip saat bencana,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Menteri Azwar juga menyampaikan bahwa seminar internasional ini mengangkat topik yang relevan, yakni bagaimana kita dapat belajar dari pengetahuan dan warisan dokumenter tsunami Aceh untuk berjuang bangkit dari pandemi.
“Penyelamatan arsip penanganan Covid-19 Indonesia juga tak kalah penting, karena nantinya berperan sebagai sumber pengetahuan dan warisan dokumenter dalam membangun ingatan masyarakat untuk pembelajaran dan warisan kepada generasi mendatang,” pungkasnya.[]