Mahasantri Ma’had Aly Babussalam Diharapkan Jadi Kader Ulama Tafsir

waktu baca 4 menit
Seratusan mahasantri dan dosen Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, mengikuti pembekalan tentang arah dan strategi pengembangan pembelajaran dan penelitian keilmuan tafsir dan ilmu tafsir. (Foto: Dok. Ma’had Aly Babussalam)

Theacehpost.com | ACEH UTARA – Seratusan mahasantri dan dosen Ma’had Aly Babussalam Al-Hanafiyyah, Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, mengikuti pembekalan tentang arah dan strategi pengembangan pembelajaran dan penelitian keilmuan tafsir dan ilmu tafsir.

Acara yang berlangung beberapa hari lalu di Aula Ma’had Aly Babussalam ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Dayah Aceh, Zahril Fajri.

Hadir sebagai narasumber Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Prof Dr Fauzi Saleh MA, Mudir Ma’had Aly Babussalam, Dr Teuku Zulkhairi MA, Tgk Taufiq Yacob SPdI MSSos dan Tgk Ibnu Hajar SPd MPd.

Teuku Zulkhairi mengatakan, acara yang berlangsung penuh selama dua hari itu diikuti seratusan mahasantri dan 20 orang dosen ini difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh.

“Acara ini sangat penting, karena Ma’had Aly Babussalam khususnya saat ini sedang dalam tahap pengembangan di tengah berbagai keterbatasan yang ada dari infrastruktur maupun sumber daya manusia,” kata Zulkhairi dalam siaran pers, Kamis, 19 Mei 2022.

banner 72x960

“Oleh sebab itu, kami juga sangat apresiasi atas kehadiran Guru Besar UIN Ar-Ranir, Prof Dr Fauzi Saleh yang datang memberikan pembekalan kepada mahasantri dan dosen kami tentang arah pembelajaran tafsir berbasis studi naskah klasik,” kata dia lagi.

Sementara itu, Tgk Taufiq Yacob dalam ulasannya menyampaikan sejumlah syarat agar para mahasantri Ma’had Aly Babussalam dapat menjadi kader-kader ulama Tafsir di masa mendatang.

Ia mengatakan bahwa syarat utamanya para mahasantri harus selalu melakukan inovasi batiniah dalam kehidupannya sehari-hari agar hati terus bersih, sehingga dapat menyerap dengan mudah semua materi pembelajaran di Ma’had.

“Tanpa kebersihan hati, akan sangat sulit seorang penuntut ilmu dapat menikmati limpahan karunia ilmu dari Allah SWT. Dengan proses pembelajaran yang dilakukan dan dibarengi dengan kebersihan hati para dosen dan mahasantri, insya Allah ilmu dari Allah akan mudah untuk diserap,” katanya.

Tgk Taufiq menilai, inovasi batiniah dimulai dengan meluruskan niat dalam menuntut ilmu. Karena niat adalah ruhnya segala bentuk ibadah, termasuk di dalamnya ibadah ta’allum.

“Menuntut ilmu mesti diniatkan untuk mencari ridha Allah, melestari ilmu agama dan menghidupkan Islam. Jangan sampai motivasi awal dari menuntut ilmu adalah untuk mendapatkan pujian dari manusia dan mendapatkan keuntungan duniawi yang sangat rendah dan hina,” ujar Tgk Taufiq mengutip Syaikh Az-Zarnuji.

Menurut Dosen Ma’had Aly Babussalam itu, untuk mendapatkan ilmu mesti malalui proses belajar. Sedangkan untuk mendapatkan pemahaman mesti melalui proses tafakkuh (HR At-Thabrani).

“Memang ada ilmu ghairu muktasab (tidak perlu belajar), yaitu ilmu melalui wahyu yang diberikan kepada para anbiya. Dan ilmu melalui ilham serta kasyaf yang diberikan kepada para aulia, akan tetapi kasusnya nadirah, lumrahnya untuk mendapatkan pengetahuan itu harus melalui proses belajar,” sebutnya.

Sementara itu, Prof Dr. Fauzi Saleh menyampaikan, Ma’had Aly Babussalam harus terus memperbanyak referensi-referensi klasik dalam proses pembelajarannya.
“Lebih dari itu, Ma’had Aly Babussalam juga dapat melakukan inovasi dalam pembelajarannya seperti kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan Tafsir Ijmali dan Tafsir Tahlili,” sebut pakar tafsir tersebut.

Sebagai informasi, Ma’had Aly Babussalam yang baru berumur tiga tahun sangat membutuhkan bantuan ide-ide dan gagasan agar terus berproses sesuai harapan, yakni melahirkan kader-kader ulama Tafsir.

“Oleh sebab itu, semua masukan dan saran akan ditampung untuk perbaikan, termasuk perbaikan kurikulum dan inovasi dalam pembelajaran,” ujar Tgk Zulkhairi.

Ma’had Aly Babussalam terdapat 262 mahasantri putra dan putri. Sementara Dayah Babussalam yang menaunginya dihuni 1.200 santriwan dan santriwati.

Mendapatkan SK dengan Takhassus Tafsir dan Ilmu Tafsir dari Kementerian Agama RI pada akhir tahun 2019, Ma’had Aly Babussalam yang berlokasi di Gampong Blang, Matangkuli, Aceh Utara, terus berupaya melakukan proses pembelajaran dalam mendidik mahasantri menjadi kader ulama tafsir.

Ma’had Aly Babussalam Matangkuli merupakan satu di antara enam Ma’had Aly di Aceh yang menyelenggarakan program pendidikan tinggi (dayah manyang), di mana para mahasantri nantinya akan memperoleh gelar ijazah Sarjana Agama (SAg) setelah belajar delapan semester dan menyelesaikan tugas akhir penulisan risalah/skripsi. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *