Prof Syafruddin Kembangkan Tanaman Paprika di Daerah Tropis

Kondisi tanaman paprika yang tengah dikembangkan di rumah kasa Fakultas Pertanian USK di Darussalam, Banda Aceh. [Dok. Abda]

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Guru besar Universitas Syiah Kuala, Profesor Syafruddin tengah berupaya mengembangkan tanaman paprika. Tanaman jenis sayuran ini disebut telah berhasil ia kembangkan selama lima tahun di daerah tropis.

banner 72x960

Pria yang akrab disapa Prof Udin ini sudah mengembangkan paprika mikoriza dengan branding ‘papiZa’ pada kondisi daerah tropis di rumah kasa Fakultas Pertanian USK di Darussalam, Banda Aceh.

Prof Udin menjelaskan, pengembangan papiZa dilakukan dengan pemberian pupuk hayati mikoriza dengan dosis terbaik 10 g per tanaman. Diketahui, paprika umumnya dikembangkan di daerah subtropis atau dataran tinggi.

“Selama lima tahun pengembangan paprika telah berhasil kita lakukan dan produksi buah meningkat hingga 50 persen, pemanenan juga lebih cepat tujuh hari,” ungkapnya.

Ia mengatakan, stok paprika masih tidak mencukupi di wilayah Banda Aceh, karena itu biasanya sayuran tersebut diimpor dari luar Aceh. Usaha memperbanyak paprika mikoriza juga dilakukan dengan memodifikasi iklim mikro di rumah kasa dengan sistem water fogging dan pengaturan suhu dan  kelembaban secara smart farming.

“Dengan teknologi semua keinginan di bidang agronomi bisa kita capai. Kuncinya, melalui penerapan teknologi pupuk hayati mikoriza dan bagaimana menciptakan kondisi suhu sehingga pertumbuhan paprika lebih baik,” simpulnya.

Pergelutan Prof Udin dari berbagai skim penelitian dengan mikoriza, termasuk penelitian pengembangan unggulan perguruan tinggi yang fokus pada cabai dan paprika, adalah cikal bakal dari pengembangan paprika mikoriza tersebut.

Setelah panen pada awal 2022 ini, kata dia, mereka kembali melanjutkan pengembangan paprika mikoriza sebanyak 3000 batang. Target pengembangan ini masih mengandalkan pupuk hayati mikoriza hasil rakitan dan produksi riset unggulan.

“Bersama mahasiswa yang terlibat dalam penelitian yang didanai oleh berbagai sumber, saya terus memperbanyak pupuk hayati mikoriza untuk peningkatan produksi berbagai tanaman target seperti paprika, cabai, nilam, dan tin,” beber Prof Syafruddin yang juga Kepala Pusat Riset Pengembangan Pertanian Organik USK itu.

Uniknya, pengembangan paprika mikoriza selaku sayuran buah termahal dan eksotis juga digunakan sebagai ajang selfie oleh para peminat.

“Bukan hanya itu saja, kita juga banyak mengedukasi para pengunjung yang penasaran dan ingin tahu cara pengembangan paprika mikoriza,” tutupnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *