ARC-USK Beli Nilam Aceh Selatan Rp 610 Ribu per Kg

Ketua Koperasi Inovac, Khairan (kanan) membeli minyak nilam dari Koperasi Industri Nilam Aceh Selatan (KINAS) Aceh Selatan di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh, Selasa, 2 November 2021. (Foto: Dok. ARC USK)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Atsiri Research Center – Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (ARC-PUIPT) Nilam Universitas Syiah Kuala (USK) membeli nilam dari Kluet Tengah, Aceh Selatan, seharga Rp 610 ribu per kg.

banner 72x960

Proses pembelian itu dilakukan di USK Banda Aceh, Selasa, 2 November 2021. Petani/penyuling nilam dari KINAS Aceh Selatan mengantar langsung minyak nilam sebanyak 100 kg ke Koperasi Inovasi Nilam Aceh (Inovac).

Minyak nilam tersebut akan diproses lebih lanjut menjadi fiksatif parfum oleh ARC-PUIPT.

Ketua Koperasi Industri Nilam Aceh Selatan (KINAS) Aceh Selatan, Muksin, menilai dibelinya minyak nilam tersebut sangat membantu pendapatan perekonomian para petani di Kluet Tengah.

“Terima kasih, karena ARC membeli minyak nilam masyarakat dengan harga yang baik dan wajar. Bahkan lebih baik dari harga beli di Medan. Ini sangat penting untuk menjaga semangat petani nilam di Aceh,” ujar Muksin.

Ia berjanji, kualitas minyak nilam yang dihasilkan para anggota KINAS terus terjaga.

“KINAS akan tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas dan meningkatkan produksi nilam Aceh Selatan agar bisa berkontribusi untuk peningkatan ekonomi masyarakat,” sebut Muksin, yang juga merupakan Ketua Forum Nilam Aceh ini.

Sekretaris ARC, Elly Sufriadi berharap masyarakat semakin giat menanam nilam dengan menerapkan good agriculture practices, sehingga kualitas dan kuantitas nilam Aceh dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan.

“ARC melalui Inovac membeli minyak nilam masyarakat dan memproses lebih lanjut menjadi hi-grade patchouli dengan vacuum distillation untuk proses purifikasi dan peningkatan kadar Patchouli Alkohol (PA) dari minyak nilam sampai PA>60%,” jelas Elly.

Ia menjelaskan, ARC banyak mengembangkan riset produk turunan nilam yang menggunakan hi-grade patchouli, sehingga memerlukan banyak minyak nilam dari masyarakat.

“Yang terbaru adalah serum prototype antiaging dengan komponen aktif minyak nilam yang rencananya akan diluncurkan akhir bulan ini. Program ini merupakan Riset Prioritas Nasional (PRN) yang didanai oleh pemerintah,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Inovac, Khairan Yusuf yang membeli langsung minyak nilam dari petani mengimbau agar petani penyuling menjaga kualitas nilam yang diproduksi.

“Jangan campur minyak nilam dengan minyak apa pun, termasuk minyak krueng, karena pasti akan terlacak dengan menggunakan instrument Gas Chromatography Mass Spectroscopy (GCMS),” ujar Khairan.

Pihaknya akan terus mengkomersialisasikan hasil riset ARC terhadap produk intermediat dan produk akhir dari minyak nilam agar bisa diedarkan untuk digunakan oleh masyarakat.

“Beberapa produk turunan hasil riset ARC sudah ada yang dapat izin edar dari Kementrian Kesehatan RI, dan sebagian lagi dalam proses pengurusan ke BPOM. Kami sudah beraudiensi dengan BPOM Aceh dan dalam proses pembinaan agar semua persyaratannya dapat dipenuhi,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui minyak nilam Aceh sangat diminati oleh market internasional karena aromanya yang khas, kandungan PA-nya yang tinggi dan bilangan asamnya yang rendah.

Karakteristik unik ini menyebabkan nilam Aceh memperoleh sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada 2012 dari Depkumham RI.

Di pasaran internasional, harga minyak nilam relatif stabil pada angka USD 54-60 per kilogram, sehingga sangat potensial untuk menjadi pendapatan petani, penyuling, pengumpul dan eksportir secara berkelanjutan. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *