Ajal Menjemputmu di Negeri Para Nabi, Selamat Jalan Tari

Almarhumah Septia Ulfa Lestari. (Foto Ist)

KELUARGA Besar Mahasiswa Aceh Mesir berduka. Seorang mahasiswi bernama Septia Ulfa Lestari yang akrab disapa Tari (22), asal Gampong  Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya meninggal dunia pada Rabu malam, 7 Juli 2021 pukul 22.30 Waktu Kairo. Putri dari pasangan Mujiatno-Sudartik tersebut merupakan mahasiswi angkatan tahun ke-3 (semester VI) Fakultas Ushuluddin Universitas Al-Azhar, Kairo. Berita berpulangnya Tari, peraih mumtaz (nilai istimewa) dua kali pada tingkat satu dan dua serta menyelesaikan 30 juz hafalan Alquran pada 2019 tersebut menyebar cepat melalui jejaring medsos termasuk WhatsApp Grup Keluarga Mahasiswa Aceh Mesir. Berita duka itu akhirnya sampai ke Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah, MT. “Pak Gubernur memerintahkan kami memulangkan jenazah almarhumah Septia Ulfa Lestari dari Mesir ke kampung halamannya di Nagan Raya,” kata Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta, Almuniza Kamal, SSTP MSi, kepada Theacehpost.com, Sabtu, 10 Juli 2021.

banner 72x960

 

“Kami sudah menindaklanjuti perintah Gubernur Aceh, Ir. H. Nova Iriansyah untuk memulangkan jenazah Tari dari Kairo, Mesir ke Indonesia hingga diserahkan ke orangtuanya di Nagan Raya,” kata Kepala BPPA, Almuniza Kamal.

Almuniza mengatakan, jenazah Tari diterbangkan dari Kairo, Sabtu, 10 Juli 2021 tujuan Turki dan selanjutnya dari Turki ke Jakarta.

“Insya Allah sampai ke Jakarta Minggu, 11 Juli 2021 sekitar pukul 17.55 WIB. Selanjutnya akan dipulangkan ke Aceh melalui Bandara Soekarno-Hatta ke Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang BIntang, Aceh Besar,” kata Almuniza.

Di Bandara SIM sudah siaga ambulance untuk membawa pulang jenazah Septia Ulfa Lestari ke kampung halamannya di Kuala Trang, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya.

“Pemerintah Aceh menyampaikan duka cita yang mendalam dan mendoakan arwah almarhumah mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan ini,” ujar Almuniza.

Yurnalis Musthafa yang mendampingi pemulangan jenazah, mengatakan, sebelum mengembuskan napas terakhir, Septia Ulfa Lestari memang sudah memiliki riwayat sakit maag. Namun akhir-akhir ini karena isibuk menghadapi ujiian di kampus, sehingga makannya tidak teratur.

“Ujian yang diikuti Tari dilaksanakan di musim panas. Kondisi fisik yang tidak terlalu kuat sementara efektivitas belajar sangat tinggi membuat maag-nya kambuh. Tari mengalami sakit tidak lama, sekitar satu minggu setelah ujian,” kata Yurnalis.

Sebelum meninggal, kondisi kesehatan Tari sempat membaik, namun tiba-tiba kambuh lagi sehingga membutuhkan penanganan medis. Akhirnya, Tari mengembuskan napas terakhir di RS Al Bedayat, Kairo pada Rabu malam, 7 Juli 2021.

“Alhamdulillah tidak ada  diagnosa Covid-19,” ungkap Yurnalis.

Menurutnya, Tari merupakan mahasiswi yang sangat giat dan rajin dalam bidang akademik. Bahkan dalam dua tahun terakhir menjadi salah satu mahasiswi Aceh yang mendapat mumtaz (nilai istimewa) secara berturut turut.

“Beliau juga sangat aktif dalam keorganisasian baik di PPMI (Persatuan Mahasiswa Indonesia) Mesir maupun KMA (Keluarga Mahasiswa Aceh) Mesir,” sebutnya.

Selain itu, Septia Ulfa Lestari juga seorang hafizhah dan sangat rajin menghadiri talaqqi (pengajian non-kampus) bersama masyaik ulama-ulama Al-Azhar.

Selamat jalan Tari. Ajal telah menjemputmu di Negeri Para Nabi. Doa kami menyertai semoga Allah SWT menempatkanmu di surga-Nya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *