19 Perempuan Diamankan Tim T2PSI Banda Aceh, Ternyata Gegara Ini

waktu baca 2 menit
Sejumlah wanita yang terjaring Tim Terpadu Penegakan dan Pengawasan Syariat Islam diamankan di Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh, Rabu, 17 Maret 2021. (Foto: Eko Deni Saputra/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – 19 perempuan diamankan Tim Terpadu Penegakan dan Pengawasan Syariat Islam (T2PSI) bentukan Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh, Selasa malam, 16 Maret 2021.

Patroli tersebut turut dihadiri Wali Kota Banda Aceh bersama wakil, Ketua DPRK, unsur Forkopimda, Sekda, Ketua MPU, Kepala SKPK, Satpol PP dan WH, para Dai Perkotaan, Muhtasib Gampong dan Relawan Aswaja.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Kasatpol PP dan WH) Kota Banda Aceh, Heru Triwijanarko, S.STP, M.Si, menjelaskan belasan perempuan tersebut diamankan akibat mengenakan pakaian tak pantas atau minim.

“Itu melanggar Qanun Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Syariat Islam Bidang Aqidah, Ibadah dan Syiar Islam. Mereka pas kita tanyakan di lapangan tidak ada identitas (KTP),” kata Heru saat ditemui Theacehpost.com di Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh, Rabu, 17 Maret 2021.

Heru menjelaskan, belasan wanita tersebut terjaring petugas saat asyik nongkrong di kawasan Kecamatan Meuraxa dan Kuta Raja.

banner 72x960

“Tidak ada (indikasi) pelanggaran lainnya karena mereka nongkrong di tempat terbuka dan tidak kita temukan adanya hal lain. Makanya, ini yang berpakaian tak pantas yang kita bawa ke sini (kantor),” ungkapnya.

Baca juga: Sesaat Usai Launching, Tim T2PSI Banda Aceh Amankan Belasan Perempuan di Ulee Lheue dan Lampaseh

Saat ini, belasan wanita tersebut masih diamankan di Kantor Satpol PP dan WH Banda Aceh guna dimintai keterangan lebih lanjut.

“Kalau memang jelas identitasnya, terus ada keluarganya langsung (ke kantor), silahkan, jadi ada jaminan dari keluarga mereka,” sebut Heru.

Heru mengimbau kepada seluruh orang tua yang memiliki anak yang sedang merantau untuk selalu mengawasinya.

“Kami minta bantuan semua pihak, khususnya pihak keluarga. Kalau betul-betul ke Banda Aceh ini belajar, ya belajar, jangan kemana-mana. Kalau malam ya seyogyanya anak sekolah lah, ini kan bukan budaya kita, mohon bantuan juga semuanya untuk bepartisipati aktif dalam hal penegakan syariat Islam di Kota Banda Aceh,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *