Mengenal Sosok Cut Syazalisma: “Pengabdian Tanpa Batas”

waktu baca 5 menit
Sekda Aceh Selatan, Cut Syazalisma, S.STP. (Foto: Dok Pemkab Aceh Selatan)

MESKI masih relatif muda, namun perjalanan karier Cut Syazalisma, S.STP sebagai birokrat—dengan berbagai suka dukanya—pantas diapresiasi. Pria kelahiran Tapaktuan, 4 Desember 1977 ini mengawali kariernya sebagai abdi negara sejak menyelesaikan pendidikan di STPDN Jatinangror pada tahun 2000.

Semangat pengabdian yang tak pernah surut—meski sempat bertugas dalam kecamuk konflik—menjadikan suami Yuliani Irvana R, S.Tr. Keb.Bd ini terus mendapatkan kepercayaan. Kini, Cut Syazalisma berjabatan sebagai Sekda Aceh Selatan, satu jabatan karier tertinggi di tanah kelahirannya. Untuk mengenal lebih dekat sosok ayah tiga putra putri ini, The Aceh Post menuliskan secara khusus untuk Anda. Semoga menginspirasi.

Cut Syazalisma menyelesaikan jenjang pendidikan formal dari tingkat dasar hingga menengah di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu SDN Teupin Gajah, SMPN Terbangan, dan SMA 1 Tapaktuan.

Setamat SMA, Cut Syazalisma melanjutkan pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) Jatinangor, diselesaikannya tahun 2000. Perjalanan karier Cut Syazalisma sebagai PNS dimulai sejak ia menyelesaikan STPDN.

Pada 2000 hingga 2005, Cut Syazalisma bertugas sebagai Ajudan Bupati Aceh Timur, pada masa Drs. Azman Usmanuddin, MM (kini almarhum). Selanjutnya secara berturut-turut dia dipercaya mengemban beberapa jabatan di jajaran Pemkab Aceh Timur, yaitu Sekretaris Kelurahan Idi Rayeuk, Kasie PMD Kecamatan Peudawa, Sekretaris Kecamatan Banda Alam, dan Sekretaris Kecamatan Peudawa.

banner 72x960

Dalam perjalanan kariernya sebagai abdi negara, Aceh Timur menjadi daerah ujian pertama, termasuk ujian bertahan hidup dalam kecamuk konflik bersenjata antara RI-GAM.

Apa yang dihadapi Cut Syazalisma pada masa-masa awal kariernya menjadi pengalaman penuh makna sekaligus memberikan pengaruh penting dalam proses pembentukan karakter kepribadian dirinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Pada 2005, pimpinan memindahkan tugas Cut Syazalisma ke tanah kelahirannya di Kabupaten Aceh Selatan dengan tugas mengemban amanah lebih tinggi, yakni memimpin wilayah sebagai Camat Labuhan Haji Timur. Jabatan ini diakui oleh Cut Syazalisma sebagai pengalaman penting dalam membentuk sikap dan tanggungjawab dalam menjalankan fungsi pemerintahan.

Selama menjabat Camat Labuhan Haji Timur, Cut Syazalisma melakukan berbagai terobosan, di antaranya pembangunan sarana olahraga, sarana ibadah, dan memberikan perhatian terhadap peningkatan mutu pendidikan di tingkat kecamatan.

Secara bertahap, karier Cut Syazalisma di Kabupaten Aceh Selatan terus menapak naik. Dirinya pernah dipercaya sebagai Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Kesehatan, sebuah amanah yang dijalaninya dengan menginisiasi sebuah program yang kemudian dirasakan sangat bermanfaat oleh masyarakat, yaitu penempatan tenaga kesehatan di wilayah terpencil, salah satunya di Alue Kejruen, Kecamatan Kluet Tengah.

Program yang diakuinya semata-mata dicanangkan dan dijalankan dengan sepenuh hati atas keyakinan bahwa setiap masyarakat, di manapun berada, memiliki hak sepenuhnya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak.

Selepas bertugas di Dinas Kesehatan, selanjutnya Cut Syazalisma dipercaya memegang sejumlah jabatan strategis lainnya di jajaran Pemkab Aceh Selatan seperti Sekretaris Komisi Independen Pemilihan/Komisi Pemilihan Umum, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah, Staf Ahli Kepala Daerah, dan Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Pada jabatan terakhir, yakni Kalak BPBD, menurut Cut Syazalisma telah membentuk jiwa ikhlas dalam berbuat demi kemanusiaan, tanpa mengharapkan pujian, serta terus melatih dan menempa dirinya agar mampu bekerja di bawah tekanan dalam situasi bencana, yang tentunya mengharuskan tindakan yang cepat dan tanggap.

Selama menjabat sebagai Kalak BPBD Aceh Selatan, Cut Syazalisma banyak menciptakan inovasi dalam menanggapi bencana. Salah satu inovasi yang dibuatnya yakni bak penampungan air khusus untuk damkar sehingga saat terjadi kebakaran armada damkar di Tapaktuan tidak susah payah mencari air.

Karier Tertinggi

Ketika dibuka seleksi JPTP Sekretaris Daerah Aceh Selatan, Cut Syazalisma memberanikan diri tampil mengusung konsep strategi perubahan dalam birokrasi Pemerintahan Kabupaten Aceh Selatan untuk mendukung tercapainya visi dan misi kepala daerah melalui “Reformasi Birokrasi, Optimalisasi Perencanaan, Penganggaran dan Pengawasan” serta sinergitas lintas sektor.

Dengan latar belakang pendidikan ilmu pemerintahan, serta rekam jejak karier yang mendukung, tentunya bukan tanpa alasan jika kemudian Bupati Aceh Selatan mempercayakan Cut Syazalisma sebagai “rekan” dalam menjalankan nahkoda pemerintahan daerah.

Bupati Aceh Selatan, Tgk Amran (kiri) melantik Sekda Aceh Selatan, Cut Syazalisma di Gedung Pertemuan Rumoh Agam, Kecamatan Tapaktuan, Selasa 12 Oktober 2021. (Foto: Dok. Pemkab Aceh Selatan)

Ketika prosesi pelantikan Cut Syazalisma sebagai Sekda Aceh Selatan di Gedung Pertemuan Rumoh Agam, Kecamatan Tapaktuan, Selasa 12 Oktober 2021, Tgk. Amran mengulang hingga tiga kali, kata-kata, “Saya percaya, saya percaya, saya percaya, bahwa saudara akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.”

Pelantikan Cut Syazalisma sebagai Sekda Aceh Selatan merupakan tindak lanjut Keputusan Gubernur Aceh Nomor Peg.821.22/079/2021 Tanggal 8 Oktober 2021 tentang Pengangkatan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Selatan.

Keputusan Gubernur itu diterbitkan berdasarkan pertimbangan Surat Usulan Penetapan Calon Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Selatan oleh Bupati Aceh Selatan serta Rekomendasi Hasil Seleksi Pengisian Sekretaris Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan oleh Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN).

Cut Syazalisma bersama istri, Yuliani Irvana R, S.Tr. Keb.Bd. (Foto: Dok Keluarga)

Sosok ayah dari Cut Fathia Salma Yulisma, Cut Fadhlan Aufa Dzakiy, dan Cut Farhan Dzikra Arrayyan ini dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa dirinya akan terus berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap amanah yang dipercayakan kepadanya, tentunya dengan senantiasa mengevaluasi dan menyesuaikan diri untuk berubah agar terus menjadi lebih baik.

Sebagai alumni STPDN Angkatan 08 yang menamatkan pendidikan pada tahun 2000, dengan jejaring kerja almamater yang saat ini telah mengisi berbagai posisi strategis tidak hanya di tingkat kabupaten/kota, provinsi bahkan juga di di tingkat pusat pada berbagai kementerian dan lembaga.

Cut Syazalisma bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada negeri, termasuk tanah kelahirannya, Aceh Selatan melalui relasi persaudaraan yang kuat antaralumni STPDN yang dimilikinya, yang juga diyakini akan menjadi pembuka jalan serta penyambung komunikasi yang baik antara Kabupaten Aceh Selatan dengan Pemerintah Pusat melalui berbagai kementerian dan lembaga. Semoga. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *