Wujudkan Pendidikan yang Berstandar Islami, 273 Dayah di Aceh Diakreditasi BADA

Tim Badan Akreditasi Dayah Aceh melaksanakan proses asesmen lapangan terhadap 273 dayah se-Aceh. [Foto: The Aceh Post]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Badan Akreditasi Dayah Aceh (BADA) sedang melaksanakan proses asesmen lapangan terhadap 273 dayah di seluruh Aceh yang mengajukan usulan akreditasi tahun 2025.

banner 72x960

Proses visitasi yang berlangsung sejak 30 April hingga 4 Mei 2025 ini melibatkan 15 asesor BADA yang diturunkan langsung ke berbagai wilayah Aceh untuk melakukan penilaian menyeluruh terhadap mutu pendidikan, dakwah, dan pengabdian masyarakat di dayah-dayah tersebut.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Akreditasi Dayah Aceh (MADA), Dr Teuku Zulkhairi MA. Ia menjelaskan bahwa akreditasi ini adalah bentuk tanggung jawab moral dan kelembagaan BADA untuk menguatkan posisi dayah sebagai institusi pendidikan Islam tertua dan paling berpengaruh di Nusantara, khususnya di Aceh.

“Akreditasi ini bukan hanya menilai proses pendidikan di dalam dayah, tapi juga menilai dayah sebagai pusat dakwah dan pengabdian masyarakat. Kita ingin mewujudkan dayah yang standar di seluruh Aceh, tanpa meninggalkan nilai-nilai turats yang menjadi jati diri pendidikan Islam kita,” ungkap Teuku Zulkhairi kepada Theacehpost.com, Banda Aceh, Sabtu (3/5/2025).

Ia juga mengatakan bahwa visitasi lapangan ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan BADA tahun 2025, yang sebelumnya telah diawali dengan bimbingan teknis terakhir pada Selasa, 29 April 2025.

Kegiatan bimtek tersebut membekali para asesor dengan pemahaman tentang mekanisme asesmen lapangan, instrumen akreditasi, kode etik asesor, serta strategi komunikasi dan interaksi dengan pimpinan dayah.

“Pendidikan adalah amanah, dan dayah adalah benteng umat. Kita ingin memastikan bahwa setiap dayah yang ada di Aceh memiliki kualitas, sistem, dan kiprah yang sesuai dengan tuntutan zaman, tanpa kehilangan ruh keilmuannya,” tutup Dr. Zulkhairi.

Sementara itu, Ketua MADA, Tgk Marbawi Yusuf SH, dalam arahannya pada kegiatan bimtek menyampaikan bahwa asesmen lapangan ini harus dilakukan dengan semangat keterbukaan, keadilan, dan akuntabilitas.

“Asesor harus mampu berkomunikasi dan beradaptasi dengan baik. Dalam melakukan asesmen lapangan, kita harus adil dan transparan. Kalau kita bersikap jujur dan profesional, insya Allah kita akan mendapatkan data yang maksimal dan jauh dari persoalan,” ujar Tgk. Marbawi Yusuf dalam bimtek para asesor tersebut.

Akreditasi dayah ini diharapkan akan melahirkan standarisasi mutu pendidikan Islam di Aceh, memperkuat identitas dayah sebagai lembaga pendidikan yang berbasis nilai-nilai keislaman, keulamaan, dan pengabdian sosial.

“Kita ini bertugas di lembaga yang menjunjung tinggi koordinasi, komunikasi, dan sinkronisasi data. Jangan ada yang disembunyikan di lapangan. Semua tindakan harus transparan. Kita harus adil dan bertanggung jawab, bukan hanya di hadapan pemerintah, tapi juga di hadapan Allah Swt,” tegas Tgk Marbawi.

Tgk Marbawi juga menekankan pentingnya kerja sama erat antara para asesor dan majelis, agar proses akreditasi berjalan dengan baik meskipun hanya 15 asesor yang turun ke lapangan karena keterbatasan anggaran. Ia juga menjelaskan bahwa dari 294 dayah yang mengajukan usulan akreditasi tahun ini, 21 tidak lulus verifikasi kecukupan karena statusnya sudah pernah diakreditasi sebelumnya oleh BADA.

“Tugas ini melelahkan karena dengan 15 orang asesor kita harus menyelesaikan asesmen terhadap 273 dayah di Aceh. Tapi kita yakin, dengan niat yang ikhlas dan semangat melayani pendidikan Islam, tugas ini insya Allah bisa ditunaikan dengan baik,” harap Tgk Marbawi Yusuf yang juga merupakan mantan Rais ‘Am Rabithah Thaliban Aceh ini. (Akhyar)

Baca berita lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook