Wujudkan Kontribusi untuk Aceh, BSI Terus Bersinergi Kuatkan Inklusi
THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – CEO Bank Syariah Indonesia (BSI) Regional Aceh, Wisnu Sunandar, menyatakan berkomitmen untuk terus berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai pihak untuk memajukan roda perekonomian di Aceh.
Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan silaturahmi bersama ulama dan buka puasa bersama yang diadakan oleh Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Sabtu (30/3/2024).
“Kami BSI ingin mendukung niat tulus para indatu kita untuk bersyariah secara keseluruhan, dan kami yang bergerak di bidang ekonomi tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan terbaik sehingga ketika orang luar ingin melihat bagaimana wajah syariah, kita harapkan mereka melihatnya ke Aceh,” ujar Wisnu Sunandar.
Wisnu menyatakan, pihaknya memahami betul implementasi Qanun Aceh No. 11/2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah (LKS), bahwa selain harus membawa kemaslahatan bagi para pelaku usaha tetapi juga bagaimana untuk memunculkan para pelaku usaha baru di Aceh.
“Kita semua tahu bahwa Aceh merupakan daerah modal sejak lama, dan kami juga berkeinginan untuk memunculkan para saudagar-saudagar baru yang nantinya bisa mentas di perekonomian nasional,” ungkapnya.
Wisnu menambahkan, BSI selaku lembaga perbankan financial intermediary, telah menumbuhkan (growth) pembiayaan untuk menggerakkan perekonomian di Aceh sebesar Rp 2,69 triliun pada tahun 2023.
Per Desember 2023, aset BSI di Aceh tercatat telah tumbuh menjadi Rp 20 triliun.
Lalu penyaluran pembiayaan melalui BSI juga sudah mencapai Rp 19,7 triliun, dan dana pihak ketiga menjadi Rp 17 triliun.
“Kalau kita lihat outstanding atau posisi pembiayaan di BSI Aceh itu lebih besar dari pada posisi dana yang dihimpun. Jika kita hitung itu ada 115 persen financing to deposit ratio (FDR). Artinya BSI selama ini menyalurkan pembiayaan lebih banyak dari pada dana yang dihimpun. Selisihnya ada sekitar Rp 2,7 triliun,” tuturnya.
Oleh sebab itu, Wisnu mengajak masyarakat Aceh untuk terus menabung dan bertransaksi dengan BSI. Karena, kata dia, jika ada Rp 17 triliun dana yang berhasil dihimpun, seluruhnya akan disalurkan ke pembiayaan, jika pun kurang akan diambil lagi dari Jakarta sebanyak Rp 2,7 triliun untuk disalurkan di Aceh.
“Amanat Qanun LKS menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan untuk sektor UMKM komposisinya harus 40 persen, sementara BSI Aceh pada periode 2023 sudah menyalurkan 44 persen. Ini capaian yang menggembirakan. Kami akan terus menjaga itu karena kami sangat sadar bahwa urat nadi perekonomian di Aceh salah satunya didukung oleh sektor UMKM,” jelasnya.
Selain itu, Wisnu melaporkan, alokasi pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disubsidi oleh pemerintah untuk Provinsi Aceh juga sudah melebihi target. Pada tahun 2023, BSI Aceh berhasil menyalurkan pembiayaan KUR sebanyak Rp 3,5 triliun dari total target sebesar Rp 3 triliun untuk 51 ribu pelaku usaha yang tersebar di 23 kabupaten/kota.
“Mudah-mudahan (penyaluran pembiayaan) ini bisa terus menggerakkan perekonomian yang ada di Aceh,” harapnya.
Berkenaan dengan Gedung Landmark BSI Aceh yang terletak di Gampong Keuramat, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Wisnu melaporkan bahwa gedung tersebut sudah mulai membuka pelayanan kepada masyarakat.
“Untuk sementara ini kami baru mengoperasionalkan lantai satu, sementara untuk lantai dua hingga lantai delapan, itu nanti akan kita operasionalkan setelah grand opening berlangsung. Mudah-mudahan pada April 2024 ini bisa di-launching,” ungkapnya.
Dari BSI Aceh untuk PON XXI
CEO BSI Regional Aceh, Wisnu Sunandar menyatakan, pihaknya mendukung penuh perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 yang akan dilaksanakan di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
“Karena PON menjadi pertaruhan Aceh, tentunya kami dari BSI ingin berkontribusi besar untuk menyukseskan PON Aceh-Sumut. Hari ini BSI memiliki 704 mesin ATM, kami akan tambah 300 lagi sehingga nanti mesin ATM menjadi 1004 ATM. Mesin-mesin itu akan kita letakkan di venue-venue PON, baik di arenanya maupun di tempat-tempat penginapan,” ungkap Wisnu Sunandar.
BSI Aceh juga merencanakan penyediaan tiga mobil musala untuk ditempatkan di venue PON, sehingga baik para atlet yang bertanding maupun penonton tetap bisa melaksanakan ibadah di mobil musala yang disediakan BSI Aceh.
Digital Payment, Masa Depan BSI Aceh
BSI Aceh memiliki mimpi untuk mewujudkan 20 persen masyarakat Aceh sebagai pengguna aktif mobile banking yang bertransaksi secara digital di tahun 2024.
Untuk menyongsong mimpi itu, BSI Aceh akan menambah 40 ribu Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS) dalam upaya untuk mengintegrasikan sistem pembayaran menjadi digital.
“Hari ini sudah ada 760 ribu nasabah yang melakukan transaksi secara digital. Jadi kami akan menargetkan minimal bertambah menjadi 1 juta nasabah BSI yang bertransaksi digital. Mimpi itu akan kami kejar,” ungkap Wisnu Sunandar. (Akhyar)