Warga Minta Pemerintah Lanjutkan Bangun Jembatan Alue Baro

Kondisi proyek Jembatan Alue Baro di Kecamatan Meukek yang terhenti sejak setahun yang lalu. [Dok. warga]

Theacehpost.com | TAPAKTUAN – Keuchik Gampong Alue Baro, Tgk Aswadi meminta Pemerintah Aceh Selatan segera melanjutkan pembangunan Jembatan Alue Baro yang menghubungkan desanya ke Gampong Drien Jalo di Kecamatan Meukek.

banner 72x960

Diketahui, proyek itu telah lama tidak dilanjutkan sehingga bangunan awalnya terbengkalai sejak satu tahun lalu. Padahal jembatan ini jadi satu-satunya akses jalan warga Gampong Alue Baro untuk penyeberangan melintasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Meukek.

Kepada Theacehpost.com, Kamis 23 Desember 2021, Aswadi mengatakan pembangunan jembatan Alue Baro baru selesai dikerjakan pada tahap abutmen (pangkal jembatan).

“Jembatan itu sangat penting sebagai sarana mempercepat akses masyarakat yang menghubungkan antar Gampong Alue Baro ke Gampong Drien Jalo,” ucapnya.

Tgk Aswadi juga menjelaskan, masyarakat sangat berharap jembatan itu segera rampung. Apalagi ia menambahkan, jembatan ini juga bakal jadi satu-satunya penghubung warga Alue Baro ke Gampong Drien Jalo dan desa lain di sekitarnya, seperti Gampong Air Dingin dan Bukit Mas.

“Untuk itu, kami meminta Pemkab Aceh Selatan harus menganggarkan kembali untuk pembangunan jembatan tersebut dan jika tidak, maka abutmen yang telah dibangun akan rusak digerus derasnya sungai tersebut,” harapnya.

Sementara itu, Camat Meukek, Ramzil Hadi membenarkan pembangunan jembatan itu sempat terhenti.

“Sarana jembatan itu sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat, sebab yang melintas untuk mencari mata pencaharian bukan hanya warga Alue Baro saja bahkan juga warga di gampong lain yang ada di Meukek,” jelasnya.

Selama proses pembangunan jembatan terhenti, lanjut Ramzil, warga setempat harus memutar haluan sejauh tiga hingga empat kilometer untuk menuju di salah satu gampong di sana. Sementara jarak seharusnya hanya sekitar 300 meter.

“Kami berharap Dinas PUPR mengusulkan dana untuk kelanjutan proyek jembatan Alue Baro ini,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Selatan, Ridmailis saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, pada tahun ini pihaknya tidak melanjutkan proyek itu lantaran tidak memenuhi syarat dari tender. Ia berjanji pembangunan bakal berlanjut tahun 2022 nanti.

“Sebab terhentinya pembangunan karena tidak memenuhi syarat tender dari perusahaan hanya sebesar Rp6,5 miliar yang mengakibatkan kekurangan dana, dan dinas terkait kembali mengusulkan tahun 2022 sebesar kurang lebih Rp8 miliar yang menggunakan Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA),” pungkasnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *