USK Buka Program Studi Magister Kecerdasan Buatan, Anda Berminat?

Foto ilustrasi artificial intelligence. (ipopba/istockphoto)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh membuka Program Studi Magister Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI).

banner 72x960

Dikutip Theacehpost.com dari laman http://informatika.unsyiah.ac.id disebutkan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 283/E/O/2021 Tanggal 25 Juni 2021 tentang Izin Pembukaan Program Studi Magister Kecerdasan Buatan di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Sehubungan dengan itu, Rektor Universitas Syiah Kuala memberitahukan kepada calon mahasiswa yang berminat untuk kuliah di Program Studi Magister Kecerdasan Buatan pada tahun akademik 2021/2022 untuk mendaftar sesuai dengan jadwal berikut:

  • 29 Juli 2021 – 15 Agustus 2021
  • 16 Agustus 2021
  • 18 Agustus 2021
    • Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Tes Kemampuan Akademik (TKA) (akan dilaksanakan secara Online)
    • Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Tes Kemampuan Bahasa Inggris (TKBI) (akan dilaksanakan secara Online)
  • 19 Agustus 2021
    • Uji Bidang Studi dan Wawancara ( di Jurusan Informatika)
  • 23 Agustus 2021
  • 23 – 26 Agustus 2021
    • Pembayaran Biaya Matrikulasi, SPP, dan Sumbangan Pengembangan Institusi (Secara host to host Bank BSI (BSM))
    • Pendaftaran Ulang (akan dilaksanakan secara Online)
  • 23 – 27 Agustus 2021
    • Pengisian KRS (akan dilaksanakan secara Online)
  • 28 Agustus 2021
    • Matrikulasi (akan dilaksanakan di Jurusan Informatika)
  • 30 Agustus 2021
    • Hari Permulaan Kuliah (akan dilaksanakan di Jurusan Informatika)

“Informasi lebih lanjut dapat menghubungi email: informatika[at]fmipa.unsyiah.ac.id atau telepon: +62 851 0142 0565,” demikian informasi terkait penerimaan calon mahasiswa Program Studi Magister Kecerdasan Buatan USK Banda Aceh.

Sekilas tentang AI

Dikutip Kompas.com dari Stanford Computer Science, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah ilmu dan rekayasa pembuatan mesin cerdas, melibatkan mekanisme untuk menjalankan suatu tugas menggunakan komputer. Dengan demikian, artificial intelligence merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan sistem komputer, perangkat lunak, program dan robot untuk “berpikir” secara cerdas layaknya manusia.

Kecerdasan buatan suatu mesin dibuat oleh manusia melalui algoritma pemrograman yang kompleks.

Kemunculan konsep kecerdasan buatan pertama kali ditemukan setelah Perang Dunia II oleh seorang matematikawan dan filsuf muda bernama Alan Turing pada 1947.

Alan turing beranggapan bahwa jika manusia bisa mengolah informasi dan memecahkan masalah juga membuat keputusan dari informasi tersebut, maka mesin juga bisa melakukannya.

Dilansir dari Science in the News, dari kerangka logis tersebut Alan Turing membuat suatu makalah pada 1950 tentang bagaimana membangun mesin cerdas dan cara menguji kecerdasan mereka.

Sejak saat itulah artificial intelligent berkembang pesat hingga sekarang. Saat ini komputer telah menggunakan kecerdasan buatan berdasarkan pemrograman logika. Di mana komputer dapat mengolah stimulasi yang diberikan manusia menjadi suatu keputusan berdasarkan ahli.

Misalnya, perangkat lunak yang bisa mengenali suara manusia dan melakukan perintah sesuai dengan suara yang diberikan. Ada juga program komputer yang diciptakan untuk bermain catur dan dinamakan Deep Blue IBM. Hebatnya Deep Blue IBM dapat mengalahkan juara dunia catur Gary Kasparov pada tahun 1997.

AI terus berkembang dengan tujuan menciptakan kecerdasan yang mirip dengan manusia. Misalnya, sebuah robot yang dikembangkan oleh Cynthia Breazeal bernama Kismet. Kismet dapat mengenali dan menampilkan emosi selayaknya manusia.

Tidak hanya seputar robot, AI juga melingkupi sistem otomasi mesin, misalnya mobil dengan kemampuan auto pilot atau menyetir sendiri.

AI bekerja sesuai dengan algoritma pemrograman pada sistem komputer yang diberikan dalam proses pembuatannya.

Algoritma pemrograman kerangka berpikir dari AI dalam memproses berbagai jenis data.

Dilansir dari Brookings, algoritma pemrograman AI memerlukan data yang banyak dan kuat agar komputer dapat membedakan pola yang berguna. Dengan banyaknya data juga algoritma yang kompleks mesin seakan-akan dapat berpikir sendiri, membuat keputusan, belajar, juga beradaptasi.

Dampak AI

AI memiliki banyak dampak baik seperti meningkatkan efektivitas kerja. Sistem dengan kecerdasan buatan cenderung bekerja lebih cepat, akurat, dan minim kesalahan yang diakibatkan oleh kelelahan juga kecerobohan.

Dengan adanya kecerdasan buatan, dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pengobatan medis. Misalnya sistem bedah da Vinci yang menggunakan teknologi robot untuk melakukan operasi yang lebih presisi, akurat, dan minim trauma pada pasien.

Adapun dampak negatif dari AI adalah perubahan besar yang ia timbulkan pada sistem kerja umat manusia. Di mana banyak pekerjaan akan dilakukan oleh mesin dengan kecerdasan buatan, dikhawatirkan menggeser tenaga kerja manusia dan menyebabkan pengangguran.

Keberadaan mesin dengan kecerdasan buatan dapat memperbesar kesenjangan sosial. Karena para investor juga perusahaan artificial intelligent akan meraup banyak keuntungan, sedangkan masyarakat yang digantikan kerjanya oleh mesin akan mengalami kemiskinan.

AI yang dapat beradaptasi, dinilai menakutkan karena bisa saja sampai pada tahap mereka tidak memerlukan manusia lagi sebagai master. Dengan kata lain, mesin dengan kecerdasan bisa saja mengabaikan perintah maupun kontrol yang diberikan manusia dan berjalan sesuai kehendaknya sendiri.

Facebook bahkan telah menghentikan eksperimen AI ketika kedua robot bernama Alice dan Bob mulai saling berbicara denan bahasa sendiri yang tidak bisa dipahami oleh para ilmuan. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *