UNHCR Ingatkan Alasan Tragis Rohingya di Aceh Tempuh Jalur Laut Penuh Risiko
Theacehpost.com | LHOKSEUMAWE – Ratusan pengungsi Rohingya di Aceh kini ditampung di tiga lokasi berbeda yakni, Lhokseumawe, Pidie, dan Aceh Besar. Kebutuhan para pengungsi sangat besar. Perlu adanya kerja sama berbagi tanggung jawab membantu mereka,”
Hal tersebut disampaikan Kepala United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Indonesia, Ann Maymann kepada theacehpost.com Selasa, 14 Februari 2023, kepada theacehpost.com, Lhokseumawe, Selasa, 14 Februari 2023.
“UNHCR siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam memberikan perlindungan kepada para pengungsi, selama mereka tinggal di negara ini,” terangnya.
Dia menjelaskan, selain memenuhi kebutuhan dasar dan darurat bagi para pengungsi bersama dengan mitra kemanusiaan lainnya, UNHCR juga melakukan registrasi seluruh pengungsi Rohingya dan memverifikasi status mereka. Banyak dari mereka yang sebelumnya telah terdaftar sebagai pengungsi oleh Kantor UNHCR di Bangladesh.
UNHCR telah mencatat peningkatan enam kali lipat jumlah pengungsi Rohingya yang melakukan perjalanan laut yang berbahaya dan tidak sah di Kawasan Asia Pasifik ini pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menandakan bahwa keputusasaan para pengungsi Rohingya yang tidak memiliki kewarganegaraan telah meningkat. Mereka terus menghadapi penganiayaan di Myanmar dan karenanya terpaksa mencari perlindungan di negara tetangga.
Di Bangladesh, kehidupan mereka di kamp sangat memprihatinkan dengan kesempatan yang terbatas untuk membangun masa depan mereka dan ketidakpastian. Mereka yang mendarat di Indonesia, sering kali berusaha melanjutkan perjalanan ke Malaysia karena adanya keinginan yang besar untuk berkumpul kembali dengan anggota keluarga mereka, setelah terpisah selama bertahun-tahun.
Sayangnya, ada berbagai faktor pendorong yang kuat sehingga para pengungsi memutuskan untuk menempuh perjalanan laut yang berisiko ini, di antaranya karena kondisi yang kurang baik di kamp-kamp di Bangladesh, prospek untuk pulang ke Myanmar yang saat ini masih buruk, dan jaringan penyelundup yang eksploitatif, yang mengatur perjalanan namun tidak terkena hukuman.
“Seperti halnya dengan kita semua, para pengungsi Rohingya ingin mencari tempat di mana mereka dapat memiliki masa depan yang baik bersama orang yang mereka cintai,” tambah Ann.
Karena adanya risiko kehilangan nyawa yang nyata UNHCR terus mendesak negara-negara untuk memastikan penyelamatan dan pendaratan yang aman diberikan bagi kapal yang mengalami kesulitan.
Indonesia saat ini menampung 12.805 pengungsi dari 51 negara, dan sekitar 1.000 orang di antaranya adalah pengungsi Rohingya. Situasi pengungsi Rohingya menjadi perhatian semua negara di kawasan ini. Hal ini membutuhkan tanggapan kolektif dan pembagian tanggung jawab diantara negara-negara di seluruh Asia Pasifik, untuk mendukung negara-negara yang telah menampung pengungsi Rohingya dan untuk memberikan ijin pendaratan bagi pengungsi Rohingya yang menghadapi kesulitan di tengah laut. []