Tugu Titik Nol Kilometer Sabang Mulai Tak Aman Dikunjungi, Wisatawan Desak Pemko Reparasi Segera
THEACEHPOST.COM | Sabang – Tugu Titik 0 Kilometer Sabang merupakan ikon wisata yang sangat dikenal oleh banyak orang, tetapi kini kondisinya menghadapi masalah serius yang dapat membahayakan keselamatan pengunjung.
Tugu yang terletak di ujung barat Indonesia ini tidak hanya menjadi simbol geografis, tetapi juga tempat yang sering dijadikan latar belakang foto oleh wisatawan yang datang dari berbagai penjuru tanah air dan mancanegara.
Namun, belakangan ini keadaan tugu tersebut memprihatinkan dan perbaikan segera diperlukan agar tidak menimbulkan risiko bagi para pengunjung.
Kerusakan pada tugu ini terlihat jelas dengan kondisi fisik yang mulai mengalami keretakan dan beberapa bagian yang tampak tidak terawat.
Beberapa pengunjung mengeluhkan bahwa area di sekitar tugu menjadi kurang aman untuk dikunjungi. Terlebih dalam kondisi cuaca buruk, atau ketika angin sedang bertiup kencang, area di bawahnya menjadi sangat berbahaya karena bisa menyebabkan puing-puing tugu jatuh menimpa para wisatawan.
Bahkan kejadian puing jatuh sempat disaksikan langsung oleh para wisatawan yang berkunjung ke Tugu Titik 0 Kilometer Sabang pada Sabtu (18/1/2025) sore.
Hal ini membuat banyak orang merasa ragu untuk berlama-lama di lokasi tersebut, padahal tugu ini merupakan salah satu destinasi wisata yang harus dikunjungi saat berada di Aceh.
Seorang wisatawan yang datang berkunjung ke Tugu Titik 0 Kilometer Sabang, Muhammad Balia, meminta atensi Pemerintah Kota (Pemko) Sabang agar segera mengambil tindakan untuk memperbaiki kondisi tugu ini.
Balia mengungkapkan keprihatinannya dan berharap supaya Pemko Sabang maupun pihak terkait lainnya untuk melakukan reparasi secepat mungkin.
“Tugu Titik 0 Kilometer Sabang adalah lambang persatuan dan kebanggaan yang harus dijaga dan dirawat, jika dibiarkan dalam kondisi yang tidak layak, bukan tidak mungkin akan berdampak negatif terhadap sektor pariwisata di Sabang yang selama ini menjadi andalan perekonomian masyarakat setempat,” ujar Muhammad Balia yang juga Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh, Sabang, Sabtu (18/1/2025).
Selain masalah fisik tugu, Balia juga menyoroti aspek kebersihan di sekitar tugu yang menurutnya perlu perhatian lebih. Sampah yang berserakan dan kurangnya fasilitas umum seperti tempat sampah menjadi masalah yang perlu diatasi.
“Pengunjung seringkali akan membuang sampah sembarangan jika tidak ada tempatnya. Oleh karena itu, penting untuk menyediakan fasilitas yang memadai agar pengunjung dapat menjaga kebersihan area tersebut,” ucap pria yang juga Ketua Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Aceh itu.
Lebih jauh lagi, Muhammad Balia mengatakan, pihak pengelola wisata juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keselamatan pengunjung. Menurutnya, papan peringatan yang jelas dan penunjuk arah yang memadai sangat dibutuhkan, terutama untuk wisatawan yang baru pertama kali berkunjung.
“Dengan memberikan informasi yang cukup, diharapkan para pengunjung dapat lebih berhati-hati dan lebih menghargai lingkungan di sekitar tugu,” jelasnya.
Selain itu, Balia menilai bahwa komunitas lokal juga dapat berperan aktif dalam menjaga keindahan dan keamanan Tugu Titik 0 Kilometer Sabang. Dengan melibatkan masyarakat dalam program sukarela untuk membersihkan area sekitar tugu, maka tidak hanya meningkatkan kebersihan, tetapi juga menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap situs bersejarah ini.
Sebagai salah satu destinasi wisata yang terkenal, Balia mengatakan bahwa Tugu Titik 0 Kilometer Sabang seharusnya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk dikunjungi. Oleh karenanya, sangat penting bagi semua pihak untuk bersinergi dalam merawat dan melindungi situs ini.
Dengan melakukan perbaikan yang diperlukan, meningkatkan kesadaran akan kebersihan, serta melibatkan masyarakat lokal, diharapkan Tugu Titik 0 Kilometer Sabang akan kembali menjadi tempat yang membanggakan dan aman bagi semua pengunjung.
“Mari kita jaga dan rawat Tugu Titik 0 Kilometer Sabang sebagai simbol keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Dengan melakukan upaya bersama, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang juga akan merasakan keajaiban dan keindahan yang ditawarkan oleh tempat ini. Keterlibatan kita semua sangat berpengaruh dalam menciptakan sebuah lingkungan wisata yang aman, nyaman dan menyenangkan,” pungkasnya. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp