Tugu Nol Kilometer Banda Aceh, Destinasi Wisata Sejarah
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Tak hanya dikenal sebagai kawasan warisan sejarah, ternyata Gampong Pande juga merupakan titik nol kilometer Banda Aceh. Sebuah bangunan monumen didirikan sebagai penanda, yang diberi nama Tugu Nol Kilometer Banda Aceh.
Tugu tersebut dibangun sebagai tanda cikal bakal lahirnya Kota Banda Aceh yang pada abad ke-12 menjadi pusat Kerajaan Aceh.
Lokasinya berjarak sekitar 4 kilometer atau 10 menit berkendara dari Masjid Raya Baiturrahman. Anda bisa mendatangi lokasi ini menggunakan jasa transportasi online, becak motor, maupun dengan kendaraan pribadi. Tempatnya mudah dijangkau.
Pada Prasasti Nol Kilometer Banda Aceh terdapat tulisan berbunyi, “Di sini cikal bakal Kota Banda Aceh awal mula Kerajaan Aceh Darussalam yang didirikan oleh Sultan Johansyah pada 1 Ramadhan 601 Hijriah atau 22 April 1205 M”.
Tugu ini berdiri di kawasan bersejarah dan di daerah inilah awal masuknya peradaban Islam di Nusantara. Tak jauh dari lokasi, juga terdapat sejumlah kompleks makam raja-raja Aceh yang pernah berkuasa.
Keberadaan tugu ini membuat Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, sebagai desa kaya sejarah. Desa ini juga sering dikunjungi oleh mahasiswa, peneliti dan wisatawan.
Tugu ini pertama kali dibuat pada 22 April 2007. Pada tahun 2020, bangunannya diperindah. Anggaran yang dihabiskan sebesar Rp 995 juta dari APBA tahun 2020.
Di sekitar kawasan tugu ini juga terdapat pantai, taman, beserta sarana pendukung lainnya yang cocok dijadikan lokasi berswafoto.
Saban sore, kawasan Gampong Pande ini banyak dikunjungi masyarakat untuk bersantai dan salah satu spot favorit bagi warga yang hobi memancing.
“Tempat ini menarik saat jalan-jalan sore hari. Selain banyak pepohonan rindang, di kawasan Tugu Nol Kilometer Banda Aceh ini kita juga bisa melihat sunset. Lokasinya pun nyaman, sehingga kami suka dan sering kemari,” ujar pengunjung, Maulana kepada Theacehpost.com, Rabu, 6 Oktober 2021.
Di kawasan Tugu Nol Kilometer Banda Aceh ini juga banyak terdapat warung atau pedagang yang menjajakan kuliner yang pas dinikmati di tepi pantai.
Apalagi, disantap sembari memandang indahnya alam sembari ditemani oleh orang yang kita sayangi. (*/Yuliana)