Tuah Jago Kandang Diuji

Said Mursal

Oleh: Said Mursal*)

banner 72x960

INI misi berat bagi Persiraja hadapi PSMS Medan, Senin malam, 05 September 2022 di Stadion Lampineung, Banda Aceh, mengawali Liga 2 2022 bagi tuan rumah.

Tugas  berat bagi Persiraja karena dari segi persiapan hanya seminggu menjelang kompetisi dengan materi pemain rata-rata baru dan muda.

Apakah dalam seminggu kemarin sempat lakukan ujicoba. Dalam beberapa laga ujicoba kesempatan bagi pelatih melihat kemampuan dan komposisi pemain yang ideal untuk dimainkan.

Liga 2 jika mengandalkan sebagian besar materi pemain muda dan baru agak riskan. Karena rata-rata klub yang siap, punya kemampuan plus dari segi latihan dan mencari pemain. Tapi itulah yang harus diterima dan dijalani manajemen Persiraja, berbenah dan menata tim sambil jalan.

Lawan yang dihadapi PSMS Medan, bukan baru. Seteru lama Sumatera sejak 1970-an. Kedua klub ini kerap jumpa di liga saat tanding di level sama.

Pertandingan pertama bagi sebuah klub di awal liga, biasanya beban. Hal ini memang rata-rata dialami oleh klub manapun. Hanya ada nilai plus bagi Persiraja Banda Aceh, pertandingan pertama main di hadapan publik sendiri.

Tradisi jago kandang sudah melekat dan dikenal publik bola Tanah Air sejak Liga lndonesia l Tahun  1995. Wajar kalau lawan yang datang meski kemampuan mereka sekelas di atas Persiraja, pasti akan hati-hati dan waspada. Hal ini sudah sangat diperhitungkan oleh pelatih PSMS, l Putu Gede dan ofisial lainnya.

Saya lihat PSMS Medan untuk kompetisi tahun ini lebih siap dan target mereka kembali ke Liga 1. Materi pemain yang mereka kontrak juga berkelas dan punya pengalaman di Kompetisi Liga 1 atau 2. Masa persiapan juga sudah memadai. Meski ada intrik di kalangan internal pengurus.

Bagi Edy Rahmayadi, Gubernur Sumut dan mantan Ketua Umum PSSI, tampaknya ambisi untuk membawa kembali PSMS ke Liga 1 tak dapat ditawar. Apalagi ada sindiran, gubernurnya mantan Ketua Umum PSSI, kok PSMS main di Liga 2.

Tentang Persiraja, dari persiapan, fisik dan stamina harus diakui kalah dibandingkan PSMS Medan. Namun Persiraja unggul semangat tanding apalagi main di depan publik sendiri. Ada semacam pomeo, anak Aceh kalau main di Persiraja “gadoh capiek diplueng man saboh lapangan.’

Semangat plus biasanya main di kandang memberikan daya juang ekstra. Apalagi lawan yang dihadapi PSMS, ini akan membuat anak-anak Banda Aceh lebih pede meski baru seminggu berlatih.

PSMS sedikit banyak juga punya beban moral setiap bermain di Stadion Lampineung. Ini sudah mereka rasakan sejak dulu. Mendapatkan hasil imbang sudah bagus.

Pada laga pertama minggu lalu lawan PSKC Cimahi, hasil imbang diraih anak-anak Medan. Bagi tim yang bisa raih angka draw di luar kandang semua sudah lumayan bagus, artinya mereka nanti harus mampu sapu bersih memenangkan semua laga kandang.

Wilayah barat ada 9 klub. Artinya, 8 kali tanding di luar dan 8 kandang. Jika sapu bersih laga kandang 24 poin didapat. Plus hasil imbang di luar minimal 4 poin, total minimal 28 poin.

Hasil ini bisa dapat peringkat 2 grup. Apalagi kalo laga di luar bisa 1 atau 2 kali menang. Sudah aman. Ini target antara dari PSMS.

Dari prakiraan ini saya percaya anak anak Medan tak mau memaksa diri dalam melawan Persiraja nanti. Apalagi kompetisi masih panjang.

Untuk Persiraja usahakan bisa menang laga kandang. Meski banyak pemain muda dan baru, nilai plus keuntungan laga kandang harus dimaksimalkan. Semoga. []

*)Penulis adalah analis olahraga, mantan Sekum Persiraja 2013-2016 dan Pengurus periode 1989-1998.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *