Tu Sop Jeunieb: Tahanlah Lidahmu dari Menyakiti Manusia
Theacehpost.com | BIREUEN – Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab meminta masyarakat senantiasa menjaga tutur kata dalam kehidupan sehari-hari.
“Dalam berkomunikasi hendaknya kita tidak menyakiti manusia. Itu jika kita ingin selamat di dunia dan akhirat,” kata ulama yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb pada pengajian bulanan di Masjid Besar Baitunnur, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, Jumat malam, 2 Oktober 2021.
Tu Sop mengingatkan komunikasi harus baik. Bertutur harus betul. Jangan salah. Harus dikelola lidah kita ini. Jangan mengumpat. Jangan mencaci. Jangan menyakiti orang lain dengan lidah kita.
“Kalau tidak bisa kita jaga lidah kita, jangan lepaskan lidah kita begitu saja. Kalau kita tidak pandai bertutur. Tidak tahu yang mana yang baik. Tidak tahu ilmu cara bertutur kata yang baik. Maka lebih baik kita diam. Seperti kata Rasul, Katakan yang baik atau diam saja,“ ujar Tu Sop mengutip hadis Rasulullah.
Dalam pengajian yang dihadiri ratusan jamaah ini, Tu Sop menyampaikan materi dengan membaca kitab Minhajul ‘Abidin Jilid 2.
“Kita jangan sampai rajin sekali komentar. Sementara ilmu berkomunikasi tidak ada, tapi lidah kita rajin sekali komentar. Komentar dengan lisan maupun tulisan, atau dengan perilaku kita,” tandas Tu Sop.
Tu Sop yang menyampaikan panjang lebar surah kitab dalam pengajian ini juga meminta agar jangan menyakiti orang-orang yang ada ilmu Alquran atau ilmu agama Islam di dalam dadanya. Itu kalau ingin selamat di akhirat.
“Lalu bagaimana caranya agar kita tidak bertutur kata yang menyakiti orang lain? Dan tercegah kamu dari berbicara kekurangan dan keburukan orang dengan pengetahuan kita tentang kekurangan diri. Jadi kita harus paham kekurangan diri kita. Itu cara untuk tidak menyakiti orang lain. Sebab, kita kalau tidak sadar dengan kekurangan diri maka akan sibuk berbicara kekurangan orang lain,” terang Tu Sop dalam pengajian yang disiarkan secara langsung melalui akun Facebok Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab.
Tu Sop dalam pengajian ini juga menyampaikan, kalau kita tidak pandai memahami kekurangan diri, maka perlu instrospeksi diri untuk melihat diri kita jauh ke dalam tentang kekurangan-kekurangan kita. Sehingga kalau kita tahu kekurangan diri, maka kita tidak akan sibuk dengan kekurangan orang lain.
Tu Sop juga mengatakan bahwa orang buruk akhlak itu jika salah sendiri dia tidak ingat. Tapi dia hanya fokus dan lebih banyak mengingat pada salah orang lain.
Tu Sop menambahkan, kalau memang mau berbicara, maka belajarlah berbicara yang baik. Tidak perlu harus memaksa diri berbicara kalau tidak ada ilmu untuk berbicara lebih baik.
“Biasanya selera berbicara kita tinggi, tapi jika tidak ada ilmu maka yang terbahas atau kita bicarakan bisa jadi mungkin hanyalah keaiban dan kekurangan orang lain yang justru dapat merugikan diri kita sendiri. Maka jangan seperti itu. Jadi kita perlu atur lidah kita,“ ujar Tu Sop Jeunieb.
Berikutnya, lanjut Tu Sop, “agar kita bisa menjaga lidah kita dari menyakiti orang lain, maka janganlah engkau sucikan dirimu dengan mencela saudaramu. Misalnya seperti berbicara kekurangan orang lain untuk menampakkan bahwa diri kita lebih baik, lebih sempurna, merasa lebih suci. Saya tidak sama dengan dia. Dia tidak sama dengan saya. Saya lebih baik dari dia”.
“Jangan memberi kesan kepada orang lain bahwa kita lebih baik dari orang lain dengan cara mencaci orang lain. Begitu pula, jangan angkat dirimu dengan menjatuhkan orang lain. Jadi itu di antara solusi bagi kita dalam kehidupan dunia ini,” kata Tu Sop dalam pengajian yang berlangsung sekitar dua jam.
Kitab Minhajul ‘Abidin yang dibaca Tu Sop dalam pengajian tersebut merupakan karangan Hujjatul Islam Imam Ghazali. Tu Sop dalam banyak pengajian sering membaca kitab ini karena merupakan kitab Tasawuf yang fenomenal dan relevan dalam segala zaman dan situasi. []