Tu Sop: Peluang Ekonomi Dayah Ada di Depan Mata, Jarang Ada yang Sambut

Ulama Aceh, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab. [Foto: The Aceh Post/Akhyar]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh, Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop menyatakan, terdapat dua pokok penting untuk membangkitkan ekonomi pesantren di Aceh. Kedua hal tersebut yaitu evaluasi dan penyempurnaan.

banner 72x960

Tu Sop menjelaskan, selama ini banyak potensi ekonomi yang bersumber di lingkungan pesantren tidak pernah dievaluasi secara berkala, sehingga kajian-kajian untuk pengembangan potensi sumber daya yang dimiliki pesantren tidak ada datanya.

“Padahal banyak peluang ekonomi di dayah, banyak perputaran uang yang terjadi di dalamnya. Misalnya uang jajan yang diberi orangtua kepada anaknya yang santri. Cuman pertanyaannya, kemana semua uang itu pergi? Jarang sekali ada yang benar-benar fokus memanfaatkan peluang perputaran uang di dayah,” ujar Tu Sop di acara silaturahmi bersama ulama dan buka puasa bersama yang dihelat HIPSI Aceh di Asrama Haji Embarkasi Aceh, Banda Aceh, Sabtu (30/1/2024).

Oleh karenanya, Tu Sop menjelaskan bahwa perencanaan intervensi peningkatan ekonomi di pesantren tidak perlu harus jauh-jauh mencari laba dengan menjual produk santri ke luar pesantren, tetapi bagaimana memanfaatkan perputaran uang yang ada di dalam pesantren agar tidak keluar dari pesantren.

“Ini yang perlu kita ajarkan, bagaimana mengolah potensi ekonomi yang secara nyata berada dekat dengan kita. Kemajuan itu harus dimulai dari konsep berpikir, kreativitas kita dan dedikasi kita,” jelas Tu Sop.

Selain itu, Tu Sop mengajak semua santri untuk bertafakur, merenungkan dan mengkaji serta mengolah peluang ekonomi yang berada di dekatnya. Target konsumen tidak perlu dicari jauh-jauh, cukup dimulai dengan sesama santri.

“Kita perlu belajar dari Jepang. Sumber daya alam mereka tidak lebih hebat dari kita. Tetapi mereka mampu menguasai pasar dunia dengan otak mereka. Budaya mereka hanya satu, yaitu tidak pernah berhenti pada evaluasi dan penyempurnaan. Kita perlu juga seperti itu, sehingga kekuatan ekonomi kita menjadi kekuatan ekonomi dunia dan akhirat,” pungkasnya. (Akhyar)

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *