Tu Sop Ingatkan Bahaya Orang Kuat Jika Tidak Baik

(Foto: Istimewa)

Theacehpost.com | BIREUEN – Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab tampil sebagai pembicara dalam acara silaturrahmi Ketua Pemuda se-Kabupaten Bireuen pada Kamis malam, 14 Januari 2021.

banner 72x960

Ulama yang akrab disapa Tu Sop diminta menyampaikan tausiah dengan tema “Peran Pemuda dalam Tatanan Kota Santri”.

Acara silaturrahmi ini berlangsung di Masjid Agung Sultan Jeumpa, Bireuen, ini diselenggarakan oleh Forum Pengurus Karang Taruna Kabupaten Bireuen.

Dalam tausiahnya, Tu Sop Jeunieb mengatakan bahwa para pemuda adalah calon tokoh-tokoh masa depan. Menurutnya, para pemuda yang hadir dalam acara tersebut adalah calon-calon orang kuat.

“Orang-orang yang berpotensi menjadi orang kuat mereka harus baik. Karena bahaya sekali jika orang menjadi kuat namun tidak baik. Sebab, orang kuat yang tidak baik itu mereka akan menghancurkan keadilan dan kezaliman. Di sini lah hadirnya agama. Kalaupun mereka lemah, maka dididik untuk menjadi manusia yang kuat,” ujar Tu Sop.

Tu Sop menambahkan semangatnya bertambah kala hadir di acara yang diikuti ‘orang-orang istimewa’.

“Mereka (para ketua pemuda) terseleksi oleh jauh. Terseleksi oleh hujan. Pasti mereka adalah manusia yang punya nilai plus,” pintanya.

Terhadap sukses atau tidaknya pertemuan ini yang dihadiri lebih dari seratus pemuda ini, Tu Sop mengatakan bahwa sebuah pertemuan bukanlah diukur dari pertemuan itu sendiri. Tapi yang ditentukan adalah apa yang terjadi setelah pertemuan itu.

“Para ketua pemuda di Kabupaten Bireuen, anda sudah diamanahkan oleh Allah menjadi pemimpin. Yang bertanggung jawab terhadap para pemuda. Perlu disadari bahwa saat jadi ketua pemuda ada tanggung jawab yang diemban. Dan disitu ada dua jalan, jalan ke surga atau ke neraka,” katanya.

“Maka kita harus sadar. Harus paham anatomi yang kita pimpin. Kalau kita jadi pemimpin pemuda Bireuen, maka harus paham bahwa pemuda Bireuen itu ada yang tinggal di pedesaan, di kota, di pegunungan dan di bak bineh (di pinggir) laut,” sambungnya.

Tu Sop mengingatkan bahwa pemuda yang sempurna adalah anak-anak orang muslim dan harus paham persoalan.

“Bagaimana memimpin kaum muslimin dan bagaimana mengurus persoalan mereka. Anatomi itu harus bisa dibaca. Kita harus mampu memberi solusi atas persoalan mereka,” imbuhnya.

Terkait dengan status Bireuen sebagai ‘Kota Santri’ yang dideklarasikan beberapa bulan lalu, Tu Sop mengatakan bahwa saat Bireuen kita deklarasiikan sebagai Kota Santri, apakah konsepnya menjadi solusi bagi semua aspek kehidupan?

Tu Sop menjelaskan, bahwa Islam bukan hanya di masjid. Tapi Islam adalah agama yang menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

“Islam hadir membuat kehidupan dunia tertib dan untuk tertib di kehidupan akhirat. Membuat kehidupan di dunia nyaman dan menjadi nyaman di akhirat. Bukan dunia yang menjadi malapetaka bagi kehidupan akhirat,” ujar Tu Sop.

Tu Sop menambahkan bahwa apalah arti bahagia yang sementara.

“Kita cari fasilitas hidup tapi tahu-tahu sudah tidak hidup lagi (meninggal). Siap hidup, berarti harus siap mati. Itulah beruntungnya orang beriman. Hidup bahagia, mati juga bahagia. Itulah kesukseskan.”

Menurut Tu Sop, berbicara Kota Santri, maka itu berbicara lembaga pendidikan yang cinta kepada konsep Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

“Kita ingin anak muda Bireuen menjadi generasi yang siap saing. Harus sadar bahwa kita sedang berada dalam persaingan global. Kalau kita tidak punya perencanaan, maka kita akan direncanakan orang,” sebutnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *