Tradisi Perayaan Maulid Nabi di Tanah Air
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW bagi sebagian besar umat Islam di tanah air menjadi momen spesial yang ditunggu-tunggu.
Selain menjadi hari untuk mengingat dan mempelajari kembali sejarah Nabi Muhammad, beberapa tradisi turut digelar di beberapa daerah. Berikut beberapa tradisi peringatan Maulid Nabi di Nusantara.
Kenduri Maulod di Aceh
Maulid Nabi disebut Kenduri Maulod dalam bahasa Aceh. Hal ini untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Pang Ulee Alam (penghulu alam).
Kenduri Maulod ini merupakan tradisi perayaan yang terbesar di Aceh karena hampir di setiap kecamatan di sana merayakannya. Tradisi ini biasanya dilakukan dengan menyembelih sapi atau kerbau hingga berjumlah puluhan ekor.
Dalam salah satu ungkapan yang terkenal, masyarakat Aceh menyebut “Hana rubah aneuek binantang nyan kon maulod (tidak ada penyembelihan anak binatang bukan disebut perayaan maulid).” Karenanya, jauh-jauh sebelum peringatan maulid digelar, masyarakat Aceh biasanya sudah mengumpulkan uang untuk membeli sapi atau kerbau.
Daging sapi atau kerbau yang disembelih tadi nantinya akan dijadikan hidangan untuk warga. Hidangan itu berisi lauk pauk serta nasi yang sudah dibungkus dengan daun pisang atau disebut bu kulah.
Gotong royong juga tergambar dari tradisi ini karena setiap kampung akan saling mengundang kampung lain untuk merayakan acara perjamuan makan bersama.
Panjang Maulud di Serang, Banten
Masyarakat Serang, Banten memperingati Maulid Nabi Muhammad dengan membuat Panjang Maulud. Panjang maulud adalah ornamen hiasan yang biasanya berbentuk kapal atau masjid, namun bisa juga berbentuk lain. Panjang diisi dengan berbagai macam makanan dan barang, seperti baju, kain, peralatan masak, dan lain-lain. Bahkan ada beberapa daerah di Serang yang menghias panjang dengan uang.
Saat hari perayaan tiba, semua panjang yang sudah dihias dikumpulkan di masjid. Masyarakat lalu berdzikir di masjid dan menyenandungkan puji-pujian kepada Allah SWT. Setelah dzikir selesai, panjang diarak keliling kampung diiringi tabuhan rebana kemudian kembali lagi ke masjid.
Selesai diarak barulah panjang diberikan kepada warga untuk diperebutkan. Beberapa ada yang langsung diberikan kepada orang-orang yang berdzikir di masjid.
Grebeg Maulud Yogyakarta
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW juga digelar di Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini lebih dikenal dengan sebutan Grebek Maulud.
Sultan dan petinggi Keraton Yogyakarta saat acara digelar akan keluar dari keraton menuju Masjid Agung dengan membawa gunungan makanan. Gunungan akan diarak menuju alun-alun kemudian didoakan di Masjid Gede Kauman.
Gunungan makanan selanjutnya akan diberikan kepada warga yang diperebutkan siapa saja yang menonton. Banyak orang percaya jika mengambil hasil bumi dari gunungan tersebut akan mendapatkan berkah.