Tiga Tahun Terakhir, 260 Rumah Dhuafa Dibangun di Banda Aceh

Dok. Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman saat meninjau rumah dhuafa, Agustus lalu. (Foto: Humas)

Theacehpost.com | BANDA ACEH –Dalam tiga tahun terakhir, Pemerintah Kota Banda Aceh telah membangun dan merehab rumah dhuafa sebanyak 722 unit. Rinciannya, ada 462 rumah yang direhab atau direnovasi dan 260 unit dibangun baru.

banner 72x960

Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam program radio ‘Wali Kota Menjawab’, Kamis 28 Oktober 2021 mengatakan, pemerintah berkomitmen mengentaskan rumah tidak layak huni dan permukiman kumuh di Banda Aceh.

“Ini juga bagian dari upaya kita untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran, sekaligus meningkatkan indeks kota layak huni,” kata dia.

Ke depan, ia menjanjikan program pembangunan dan rehab rumah dhuafa terus digalakkan, baik dari APBK melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim), dana zakat infak dan sedekah (ZIS) yang dihimpun melalui Baitul Mal Banda Aceh, maupun dana dari pihak ketiga.

“Kita fokuskan bagi warga kurang mampu yang betul-betul membutuhkan. Kita tentukan skala prioritasnya. Tentu sudah banyak yang mengajukan permohonan, saya harap dapat sabar menunggu giliran,” ujar Aminullah.

Dalam kesempatan itu, Kepala Baitul Mal Banda Aceh Asqalani, mengatakan, mengingat sumber dana pembangunan atau rehab rumah dhuafa berasal dari ZIS, maka syarat penerimanya harus sesuai syariat. Di antaranya berstatus fakir miskin, usia penerima tidak kurang dari 40 tahun, sudah berdomisili di Banda Aceh paling kurang lima tahun, dan punya tanggungan anak-istri.

“Syarat administrasi lain adalah tanah atau lahan yang akan dibangun rumah tersebut merupakan milik sendiri,” kata Asqalani.

Baitul Mal Bangun 117 Rumah dalam Lima Tahun

Lebih lanjut Asqalani merinci dalam lima tahun terakhir, baitul mal sudah membangun 117 rumah duafa. Lokasinya tersebar di sembilan kecamatan se-Banda Aceh.

“Selama pemerintahan Amin-Zainal pula, sudah 30 unit rumah duafa yang kita rehab,” ujarnya.

Sementara Kadis Perkim Banda Aceh, Rosdi menambahkan, sedari 2017 pihaknya sudah membangun 143 unit rumah duafa dan merehab 432 unit rumah bagi warga kurang mampu.

“Memang masih ada yang belum tersentuh karena di samping keterbatasan dana, setiap tahun ada penambahan rumah dan ada di antaranya yang tidak layak huni.”

Pihaknya terus mencari alternatif dana di samping dari APBK, baik dari pusat, pemerintah provinsi, dan stakeholder lainnya.

“Seperti baru-baru ini kita bekerja sama dengan Bank Aceh Syariah untuk melakukan program ‘bedah rumah’ bagi warga fakir miskin di Kota Banda Aceh,” ucapnya.

Selain program rumah duafa, kata Rosdi, Pemko Banda Aceh juga telah menyediakan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) yang terletak di Gampong Keudah dan Peulanggahan.

“Di sana kita punya lima blok rusunawa dengan kapasitas 460 kamar yang diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” ucapnya lagi.

Wakil Ketua DPRK Usman yang turut menjadi narasumber, mendorong agar para keuchik dan perangkat desa untuk memberikan data yang akurat terkait calon penerima rumah bantuan tersebut.

“Pastikan untuk warga kita yang benar-benar membutuhkan, layak, dan patut menerima. Dengan begitu tidak ada warga miskin yang tertinggal sehingga taraf kehidupan masyarakat kita semakin baik ke depan,” pungkasnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *