Tertinggi di Pulau Sumatera, Ketua HIPSI Aceh Dorong Mualem-Dek Fadh Siapkan Langkah Strategis Kendalikan Inflasi Daerah

Ketua HIPSI Aceh, Muhammad Balia. [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja merilis publikasi bulanan berita statistik tentang perkembangan inflasi di seluruh Indonesia. Menurut catatan BPS, Aceh menjadi provinsi dengan perolehan angka inflasi tertinggi se-Pulau Sumatera.

banner 72x960

Inflasi adalah kondisi ekonomi dimana harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus mengalami kenaikan dalam jangka waktu tertentu.

Pada Desember 2024, seluruh provinsi di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 10 provinsi mengalami inflasi year on year (y-on-y).

Inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Provinsi Aceh sebesar 2,17 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,21 dan terendah terjadi  di Kepulauan Bangka Belitung sebesar 0,75 persen dengan IHK sebesar 104,25.

Inflasi di Aceh disebabkan karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pengeluaran.

Sepuluh komoditas yang dominan memberikan andil inflasi y-on-y pada Desember 2024 antara lain, emas perhiasan, tarif air minum PAM, Sigaret Kretek Mesin (SKM), minyak goreng, daging ayam ras, tomat, telur ayam ras, bawang merah, cumi-cumi dan kopi siap saji.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) Aceh, Muhammad Balia mengatakan, dampak inflasi tinggi pada suatu daerah dapat menyebabkan keresahan di tengah masyarakat, apalagi jika inflasi terjadi secara berkala.

“Kenaikan harga karena inflasi dapat menyulitkan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah,” ujar Muhammad Balia kepada Theacehpost.com, Banda Aceh, Sabtu (4/1/2025).

Balia mengingatkan, besarnya angka inflasi di Provinsi Aceh berpotensi memperberat beban masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah yang lebih banyak menghabiskan pendapatannya untuk kebutuhan sehari-hari.

“Inflasi yang tinggi dapat memicu kenaikan angka kemiskinan karena harga barang-barang kebutuhan pokok menjadi semakin tidak terjangkau oleh masyarakat berpendapatan rendah,” jelasnya.

Karenanya, Ketua HIPSI Aceh ini mendorong pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas harga barang dan jasa sehingga inflasi tetap berada dalam posisi terkendali.

“Jika tidak ada intervensi dari pemerintah dalam mengontrol harga barang dan jasa, maka kita akan melihat peningkatan angka kemiskinan hingga beberapa bulan ke depan,” ungkapnya.

Di sisi lain, Muhammad Balia juga mendorong pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih, Muzakir Manaf dan Fadhlullah (Mualem-Dek Fadh), untuk menyikapi persentase inflasi ini dengan merumuskan langkah-langkah strategis dalam menstabilkan lonjakan harga barang dan jasa.

Apalagi, kata dia, menjelang bulan puasa yang sudah semakin dekat, dimana kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan bahan makanan lainnya biasanya mengalami lonjakan permintaan. Jika tidak ada langkah-langkah untuk menekan laju inflasi, hal ini bisa memicu krisis bagi banyak keluarga.

Balia menambahkan, pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh terpilih sudah harus bergerak, melakukan pertemuan dengan seluruh bupati dan walikota terpilih di Aceh, untuk saling bekerja sama mengatasi laju inflasi di Provinsi Aceh pasca dilantik nanti.

Menurutnya, langkah koordinasi dengan para kepala daerah terpilih sudah bisa dilaksanakan mengingat ketegangan politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 sudah mereda sekarang.

“Mualem-Dek Fadh, para kepala daerah terpilih, serta pihak-pihak lainnya harus saling bekerja sama untuk mengatasi tantangan inflasi. Kita berharap pembangunan Aceh semakin makmur dan sejahtera ke depan. Kesejahteraan masyarakat menjadi prioritas bersama. Mari bersinergi mencari upaya terbaik untuk kemaslahatan bersama,” pungkasnya.

Ketua HIPSI Aceh itu juga mendorong Mualem-Dek Fadh untuk berkolaborasi dengan seluruh stakeholder yang ada, termasuk para pengusaha.

Menurutnya, dengan semangat kolaborasi yang kuat ditambah dengan langkah-langkah strategis yang akan diambil, diharapkan Mualem-Dek Fadh bisa menjadi pelopor dalam mengatasi inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Provinsi Aceh.

“Kita perlu bergerak cepat dan bersama-sama. Setiap langkah yang kita ambil hari ini adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik bagi Aceh,” pungkasnya. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook