Tausyiah Tu Sop di UIN Ar-Raniry: Agama Melarang Berbuat Zalim
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb menegaskan Islam melarang berbuat kezaliman, karenanya Islam menuntun kita untuk merealisasikan maqashid (tujuan) syari’ah dalam kehidupan sehari-hari.
Tu Sop menyampaikan itu ketika mengisi tausyiah di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh pada acara penutupan Festival Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMP) Pendidikan Agama Islam, Sabtu pagi, 9 Oktober 2021.
Pada acara yang berlangsung di Ruang Museum Teater UIN Ar-Raniry ini, Tu Sop mengatakan, agama hadir untuk membedakan manusia dengan makhuk yang lain.
“Tidak cuma beda penampilan tetapi juga beda sikap, beda perilaku, beda orientasi. Ini sebenarnya tujuan kehadiran agama, “ kata Tu Sop.
Tanpa agama pun, tambah Tu Sop, manusia akan selalu bersaing. Ada yang maju dan ada yang ketinggalan. Maka Rasulullah mengatakan, “Kamu lebih mengetahui dengan urusan duniamu”.
Maka, dalam urusan teknis dan persoalan meningkatkan produksi, itu urusan manusia. Tapi agama hadir dalam urusan memperbaiki sikap, perilaku serta pola pikir manusia.
Dalam konteks ini, lanjut Tu Sop, ada yang disebuat dengan “maqashid syari’ah”. Dalam bahasa yang lain, kepentingan duniamu itu urusanmu. Tapi agama hadir manjaga agar jangan sampai kamu terjebak dalam perilaku zalim, jauh dari kebaikan yang dapat merusak tatanan agama.
“Maka rumusan agama melarang praktik-praktik yang di situ ada kezaliman, keburukan dan merusak tatanan agama. Untuk hal itu, agar manusia tidak berlaku zalim dan tetap berlaku adil, maka harus dimulai dengan pembentukan pola pikir, perasaan dan perilaku yang ini dinamakan dengan akhlak,“ kata Tu Sop menjelaskan.
Tu Sop juga mengatakan, manusia memiliki nafsu. Tapi nafsu yang tanpa terpimpin dengan baik akan merusak pemilik nafsu sendiri dan orang lain juga. Manusia jelas ada emosi dan selera. Tapi selera tanpa terpimpin dengan baik lewat rumusan-rumusan ilmu pengetahun maka ia akan merusak. Begitu juga emosi, tanpa bimbingan ia akan jumud.
“Maka itu, Islam yang dibawa Rasulullah datang untuk membentuk kepribadian manusia. Mulai dari mengisinya dengan iman di dalam dada hingga memperbaiki keseimbangan emosi dan selera. Berbahaya sekali akal apabila dipakai pada mereka yang tidak punya kepribadian yang baik karena mereka akan menjadi penjahat,“ kata Tu Sop lagi.
Di hadapan para mahasiswa UIN Ar-Raniry dan undangan umum ini, Tu Sop menegaskan bahwa Islam sangat melarang mencerdaskan atau memfasilitasi mereka yang tidak mampu mengintrol dirinya.
Dalam Islam dibagilah ilmu ke dalam dua pembagian, ilmu pengetahuan yang disebut “fardhu ‘ain” dan “fardhu kifayah”.
“Kenapa Rasulullah mengatakan “Aku diutus untuk memperbaiki akhlak manusia”. Seakan-akan hanya itu tugas Rasulullah. Tapi itu dia, kalau itu sudah selesai dengan urusan akhlak maka silakan jadi apapun,“ ujar Tu Sop.
“Islam hadir tidak hanya menyukseskan orang kaya, tapi juga oang miskin. Bukan hanya penguasa, tapi juga hamba. Sebab, mereka juga punya jatah kebahagiaan apabila memenuhi standar iman dan agama,” tandas Tu Sop.
Dalam Islam, baik si bodoh maupun yang credas sama-sama masuk syurga. Itulah makna bahwa Islam hadir untuk menyukseskan kehidupan yang abadi. “Siapapun Anda dan apapun posisi Anda. Harus sukses. Bukan sukses secara materialistik,“ terang Tu Sop.
Tu Sop juga mengatakan Islam hadir membawa rumusan-rumusan ilmu pengetahuan. Tujuannya untuk menjaga keseimbangan selera, materi, dan pemikiran dalam bentuk aqidah. Pemikiran yang memiliki orientasi yang jelas dan bagaimana rumusan untuk mengontrol selera-selera agar selalu di jalan tengah dan menjaga keseimbangan, yang inilah menurut Tu Sop dikenal dengan “wasathiyah”.
Festival PAI yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakutas Tabiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry dibuka oleh Wakil Dekan III Dr. Syahminan, M.Ag. Ikut menyampaikan sambutan Ketua Prodi PAI Marzuki Abubakar, M.Si.
Ketua HMP PAI Agama Muhammad Rizki melaporkan festival berlangsung dari 4 hingga 9 Oktober 2021 diisi ragam perlombaan untuk kalangan mahasisswa UIN Ar-Raniry dan pelajar dari luar. Rangkaian acara penutupan juga dilakukan pembagian hadiah untuk pemenang aneka lomba. []