Siapa Lagi Pemimpin Negeri Muslim yang Berani Menghardik Si Marcom?
Oleh Teuku Zulkhairi
Hantaman Erdogan kepada si Emmanuel Macron seperti dalam judul sebuah berita di situs media Daily Sabah sangat mewakili apa yang ingin saya sampaikan. Macron menurut Erdogan “perlu perawatan mental” sehingga ia tidak menjadi biang keladi kehancuran.
Macron sepertinya memang harus segera sadar bahwa era dimana harga diri umat Islam bisa diinjak-injak akan segera berakhir.
Bagaimana tidak membutuhkan perawatan mental. Dia membela Majalah Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad Saw dimana ia menyebut hinaan dalam bentuk karikatur itu sebagai kebebasan ekspresi.
Bahkan karikatur Nabi Muhammad Saw yang dibuat majalah tersebut dia tampilkan di gedung pemerintahannya dengan dalih menghormati guru yang telah dibunuh entah oleh siapa..
Katanya guru itu dibunuh karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad Saw kepada siswa di ruang kelas.
Saya menduga pembunuhan itu hanya operasi mereka sendiri untuk semakin menyudutkan umat Islam di Perancis khususnya sebagaimana telah dimulai jauh-jauh hari sebelum ini.
Ketika membela majalah Charlie Hebdo, ia mengesankan dirinya sebagai seorang yang sangat pro kebebasan ketika itu terkait dengan penghinaan yang melukai muslim.
Tapi pada saat yang sama, ia sangat anti terhadap orang-orang yang mengkritik Yahudi dengan menyebut mereka sebagai anti semit.
By the way, ya itulah wajah asli mereka para penguasa negara-negara Barat. Bukan sesuatu yang aneh.
Tapi yang aneh adalah ketika para pemimpin muslim pada diem semuanya menyaksikan si Macron menghina Islam. Atau lebih aneh lagi apabila ada negara tertentu di jazirah Arab yang berdiri di belakang Macron dalam kampanye Macron menyerang Islam.
Islam apa yang ada di dada kita jika tidak tersakiti dengan pernyataan si Macron ini?
Sejauh ini, baru Presiden Turki Receb Thayeb Erdogan yang berani menghantam Macron dengan komentar yang menghunjam. Itu sudah mewakili. Tapi belum cukup. Karena pemimpin dunia Islam bukan hanya Erdogan..
Beberapa waktu lalu si Macron ini bagai filsuf kesiangan menyebut bahwa ajaran Islam perlu di rekonstruksi. Siapa ente wahai Macron yang mau rekonstruksi ajaran Islam?
Lewat serangkaian pembelaannya kepada majalah Charlie Hebdo dan statemennya tentang Islam, Macron sedang menggiring muslim di Perancis untuk menjadi keras. Ya, bagaimana tidak keras kalau Nabinya dihina. Agamanya dilecehkan.
Perancis dibawah Presiden Macron semakin menunjukkan wajahnya sebagai negara yang menderita virus Islamphobia akut.
Dia lupa bahwa atas jasa para pemain bola muslim seperti Zinedine Zidane Perancis bisa menjadi juara dunia sepakbola pada tahun 1998.
Macron harus ingat, era dimana seseorang dapat menghina Islam dengan seenaknya akan segera berakhir.
Macron akan segera menjadi masa lalu dan sementara cahaya Islam akan terus terpancar menjadi rahmat bagi dunia.
Allah Swt berfirman:
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya) mereka, akan tetapi tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahayaNya walaupun orang-orang kafir membencinya” (Q.S. Ash-Shaf ayat 7).
Wallahua’lam bishshawab.
Penulis adalah Pengasuh Kolom Catatan Peradaban The Aceh Post