Serahkan pada Ahlinya

Ilustrasi: Belajar Ilmu agama.

Oleh: Tu Sudan

banner 72x960

Berikah amanah pemimpin kepada ahlinya dalam membangun bangsa. Sebuah bangsa maju tak mungkin tanpa manusia-manusia hebat yang mengelolanya.

“Karena itu bertanyalah kepada orang yang mempunyai pe­ngetahuan, jika kamu tidak mengetahui.” (an-Nahl 43).

Jadi kompetensi menjadi perhatian khusus dalam Islam. Intinya, berdasarkan Alquran di atas, serahkan urusan pada ahlinya, berdasarkan kompetensi, keilmuannya, bukan atas dasar kolusi, nepotisme, balas jasa, atau bagi bagi jatah jabatan.

“Padahal kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin me­ngetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri).” (an-Nisaa’: 83)

Ulil Amri adalah tokoh-tokoh sahabat dan para cendekiawan.

Kalau hanya pedomannya orang yang pandai berbicara bisa menetapkan hukum, pembicaraannya pasti akan keluar dari lingkup fatwa.

Bicara tentang masalah medis adalah tupoksi dokter. Tentang mengatasi virus corona adalah pakarnya.

Yang bisa tentang teknik, orang tek­nik atau insinyur. Berfatwa masalah hukum, sudah pasti orang hu­kum. Begitu pula yang bisa berfatwa tentang urusan agama, tentu sosok yang punya ilmu agama.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *