Serahkan Dua Rumah Duafa di Aceh Selatan, Tu Sop: Masyarakat Aceh Itu seperti Kayu Gaharu
Theacehpost.com | ACEH SELATAN – Imam Besar Barisan Muda Ummat (BMU), Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab atau yang akrab disapa Tu Sop Jeunieb menyerahkan dua rumah bantuan duafa di Desa Kuta Trieng, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Kabupaten Aceh Selatan, Selasa, 16 Juni 2021.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Theacehpost.com, Kamis, 17 Juni 2021, dua rumah duafa yang berdampingan itu, BMU-WPU 063 dan 064 itu diserahkan kepada Soriyanu Buulolo dan Zulfahmi.
Tak hanya bantuan rumah, BMU Wanita Peduli Ummat (WPU) juga membeli kapling tanah tempat pembangunan dua unit rumah tersebut.
Diketahui, Soriyanu adala mualaf asal Sumatera Utara yang telah menetap di gampong tersebut dan Zulfahmi merupakan warga setempat.
Pada kesempat itu, Tu Sop menyampaikan bahwa rumah bantuan yang dibangun BMU ini berasal dari donasi 400 donatur .
Tu Sop juga mengatakan bahwa BMU ini substansinya bukan sekedar membangun rumah, tapi turut membangun kembali peradaban Islam yang telah berhasil dibangun oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya lewat budaya infak, sedekah, zakat di masa silam.
“Yang membahagikan kita bukan karena sekedar terbangunnya rumah, akan tetapi tertata dan terbangunnya kembali peradaban sosial dan tatanan sosial saling peduli. Ini yang paling penting,” ujar Tu Sop yang juga Ketua Umum Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) itu.
Tu Sop menilai, perilaku umat Islam sekarang khususnya masyarakat Aceh seperti kayu gaharu, yang kalau dibakar akan mengeluarkan wangi.
“Jadi masyarakat Aceh itu kalau digerakkan maka mereka akan melakukan berbagai kebaikan. Tapi pertanyaannya sekarang adalah siapa yang akan menggerakkan?,” kata Tu Sop mempertanyakan.
Islam itu adalah agama peradaban. Jadi apa yang dlakukan ini kata Tu Sop adalah sebuah sebuah pergerakan dakwah sosial guna membangun peradaban sosial Islam.
“Walaupun berbentuk sebuah rumah, tapi yang paling esensial adalah perilaku saling memberi itu yang harus terbangun. Karena konsep Islam itu adalah al hayah lu yu’thu, hidup itu untuk memberi,” imbuhnya.
Tu Sop menjelaskan bahwa dalam Islam, yang paling afdal sedekah adalah untuk yang berhajat sedekah, akan tetapi dia menyembunyikan tujuannya. Tidak menampakkannya kepada orang lain dan tidak mendramatisir.
“Kekuatan Islam bukan lah berasal dari kekayaa Rasulullah Muhammad SAW, akan tetapi karena beliau sukses mendakwah orang kaya menjadi para dermawan. Beliau sukses mendakwahkan orang miskin menjadi orang baik yang selalu mendoakan orang lain,” ungkapnya.
Tu Sop menegaskan, bahwa para donator yang membantu donasi untuk membuat rumah ini bukanlah orang kaya harta, akan tetapi mereka kaya hati.
“Punya uang kasih uang, enggak punya uang kasih suara, maksudnya yaitu mengajak orang lain untuk bersedekah. Siapa yang mengajak orang lain kepada kebaikan, maka ia sendiri seperti pelaku kebaikan. Tidak akan rugi mengajak orang lain kepada kebaikan, maka kita hari ini harus menjadi agen-agen kebaikan,” ajak Tu Sop.
Tu Sop juga menekankan pentingnya membangun budaya sosial Islam di tengah masyarakat dan tidak hanya berharap bantuan dari pemerintah.
“Inilah yang sebenarnya menjadi orientasi BMU. Kalau kita sudah kompak, sudah bersama, maka semua bisa kita lakukan. Saat ini BMU sudah membangun 84 rumah. Saya katakan kepada pengurus, jangan pernah berhenti. Tetap lah istikamah, ajak terus orang-orang untuk dakwah sosial ini,” katanya.
Tu Sop mengungkapkan, dari 400 donatur yang ada, tiap bulan BMU bisa membangun dua rumah.
“Bayangkan jika ada donatur sampai satu kecamatan. Dulu orang Aceh menyumbang pesawat untuk NKRI bukan karena mereka kaya, tapi karena pemurah hatinya. Di Mekkah bertebaran wakaf orang Aceh masa lalu, itu artinya dakwah sosial orang Aceh masa lalu berhasil,” ujarnya. []