Secercah Harapan Baru UIN Ar-Raniry

Reza Hendra Putra

Oleh: Reza Hendra Putra, Presiden Mahasiswa UIN Ar-Raniry Periode 2020, Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry.

banner 72x960

Sejak dilantik oleh Menteri Agama RI Yaqut Khalil pada 27 Juli 2022, perjalanan Prof Dr Mujiburrahman MAg sebagai Rektor UIN Ar-Raniry genap 1 tahun. Bersama seluruh tim rektorat dan struktural kampus tak menunggu lama langsung melakukan kerja, sebuah pengabdian untuk kampus Islam terbesar di Aceh. Kehadiran UIN memiliki posisi yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat Aceh, setiap tahunnya 10.000 lebih mahasiswa baru yang diterima.

Sejak diresmikan pada tahun 1963, status kampus telah bertransformasi dari awalnya sebagai IAIN, lalu berubah menjadi UIN. Sebelum berubah status, UIN Ar-Raniry sebagai kampus Islam ketiga yang hadir di Indonesia setelah UIN Sunan Kalidjaga dan UIN Syarif Hidayatullah. Atas alasan ini, sudah pasti punya sejarah panjang mencetak generasi pendidikan Islam di negeri ini.

Dalam perjalanannya UIN Ar-Raniry terus maju dan berkembang. Namun jika kita bandingkan beberapa tahun belakangan ini UIN Ar-Raniry terkesan tertinggal daripada kampus tetangga, Universitas Syiah Kuala. Perbedaannya terlihat sangat signifikan mulai dari fasilitas, sistem pengelolaan kampus, unit-unit bisnis, bahkan peranan alumni-alumni pada sektor publik masih terbilang kurang. Padahal tahun berdiri kedua kampus ini tidak jauh berbeda sejak cita-cita menjadikan Darussalam sebagai pusat Pendidikan di Aceh. Bahkan beberapa tahun belakangan UIN Ar-Raniry seperti kampus yang tertutup, terkesan serampangan dalam membangun secara bersama-sama, manajemen yang tidak profesional dan proporsional.

Namun, sejak 1 tahun ini, warna perubahan mulai tampak. Secercah harapan baru UIN Ar-Raniry yang diselimuti semangat dan optimisme menuju kemajuan. Walau masih baru, kepimpinan Prof Mujiburrahman sebagai Rektor UIN Ar-Raniry membawa angin baru. Upaya menuju kampus yang unggul dan bersaing dengan kampus-kampus besar di nasional mulai terlihat dari kinerja berbasis keilmuan.

Kampus ini juga semakin terbuka dan optimis akan kemajuan, tentu hal ini tidak terlepas dari peran rektornya sebagai episentrum dalam pengambilan kebijakan yang ada salah satu keberhasilannya mampu membawa UIN Ar-Raniry meraih peringkat 54 Top Islamic Universities and Colleges in The World 2023.

Tidak hanya itu saja, UIN Ar-Raniry juga melakukan berbagai macam kegiatan penunjang akademik yang bertingkat nasional maupun internasional, mulai dari seminar, conference internasional, perlombaan, pembinaan, dan lain-lain.

Penulis juga sempat mengikuti bahwa Prof Mujiburrahman juga sangat responsif terhadap isu nasional dan internasional. Hal ini terbukti ketika beliau menjadi delegasi R20 yang dilaksanakan di Bali pada 2-3 November 2022 adalah suatu langkah yang sangat luar biasa untuk bisa mengikuti forum besar tersebut.

Bahkan terdapat rencana ke depan UIN Ar Raniry akan segera membangun Ar-Raniry Business School dan Laboratory Halal, serta akan dibuka Program Studi Industri Halal. Ini adalah harapan baru dalam peningkatan bidang ekonomi syariah yang sangat selaras dengan visi syariat Islam dan semangat kehidupan masyarakat Aceh.

Prof Mujiburrahman menawarkan gagasan yakni sinergi, kolaborasi, dan inovasi. Visi tersebut sejalan dengan sejarah Kopelma Darussalam yang merupakan sejarah kebangkitan sosial. Sejarah tentang kesadaran kolektif masyarakat Aceh bahwa kemuliaan dan kesejahteraan hanya dapat dibangun melalui jalur pendidikan, bukan dengan perang dan adu domba.

Berangkat dari kesadaran kolektif itu pula, sejarah Kopelma Darussalam adalah sejarah gotong royong, persatuan dan kebersamaan.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *