Safaruddin Minta Anis Ngaca dan Sadar Diri, Ini Respon Tim Pemenang AMIN Abdya
Theacehpost.com | BLANGPIDIE – Tim Pemenangan Anies – Muhaimin (AMIN) kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) angkat bicara terhadap opini Safaruddin, salah satu anggota DPR Aceh Dapil IX yang menyerang personal Anies Baswedan dengan memintanya untuk ngaca dan sadar diri.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Theacehpost.com, Rabu malam, 10 Januari 2024, Tim Pemenangan Anies – Muhaimin Abdya diketuai oleh Yusran dan Sekretarisnya Zulkarnaini menyampaikan beberapa poin tanggapan terhadap opini Safaruddin.
Menurut Yusran, pernyataan Anies Baswedan tentang pelanggaran etika berat terkait batas usia capres/cawapres adalah hasil keputusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). MKMK sendiri merupakan lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutus pelanggaran etika hakim konstitusi.
“Jadi, pernyataan Anies Baswedan itu bukan pernyataan sepihak, melainkan berdasarkan keputusan lembaga negara yang sah,” ujar Yusran.
Yusran menambahkan, setelah hasil putusan MKMK keluar, Prabowo Subianto masih memiliki waktu untuk mengganti cawapresnya. Namun, Prabowo tetap memaksakan mengambil wakil melalui proses yang melanggar etika berat tersebut.
“Bahkan, Prabowo sempat mengolok-olok putusan MKMK dengan kalimat yang menyedihkan, seperti ‘Ndasmu Etik’,” sesalnya.
Terkait persoalan anggaran negara yang tidak perlu ada rapat tertutup, Yusran berpendapat bahwa hal itu penting dilakukan untuk mencegah terjadinya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
“Justru yang tidak baik itu kalau persoalan anggaran itu dibuka di ruang tertutup yang tentunya berpotensi akan adanya praktek KKN,” tegasnya.
Kemenangan Anies di Pilgub DKI
Sementara itu, Sekretaris Tim Pemenangan Anies – Muhaimin Abdya, Zulkarnaini, mempertanyakan ke Safaruddin jasa mana yang tidak diingat oleh Anies Baswedan.
Menurut Zulkarnaini, kemenangan Anies di Pilgub DKI Jakarta tahun 2017 lalu bukanlah semata-mata dukungan dari Partai Gerindra, melainkan juga didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Anies Baswedan itu tidak memiliki partai, namun diminta untuk maju sebagai kontestasi Gubernur DKI Jakarta karena berdasarkan hasil surveynya tinggi,” terangnya.
Jadi, tambahnya, Anies tidak pernah meminta atau melakukan loby politik ke Gerindra atau Prabowo agar dicalonkan sebagai calon Gubernur DKI, tapi Prabowo sendiri yang menawarkannya.
“Memang betul Gerindra salah satu partai pengusung namun jangan lupa bahwa ada kontribusi perjuangan para ulama dan masyarakat di DKI Jakarta juga kala itu,” tegasnya.
Zulkarnaini juga menjelaskan bahwa Anies jadi Gubernur DKI itu bukan jasa satu orang, partai apapun yang mengusung dan mendukungnya kala itu, Anies dipastikan menang, karena memang sudah menjadi keinginan besar seluruh penduduk DKI kala itu agar Anies jadi pemimpin mereka.
Saran untuk Prabowo
Tim Pemenangan Anies – Muhaimin Abdya menyarankan kepada Safaruddin juga membelikan kaca yang besar agar Prabowo bisa ngaca dan sadar diri dengan dosa masa lalunya, seperti pelanggaran HAM, dan pelanggaran etika berat.
“Anies Baswedan selama memimpin DKI tidak membuat cacat Partai pengusungnya, malah partai pengusung bisa ‘naik daun’ pada Pileg 2019, tapi bagaimana soal ada yang jadi pengkianat terhadap para pendukung dan pemilih pada Pilres 2019 lalu, mana yang lebih kejam?” tanya politisi PKB Abdya ini.[]