Rusia vs Ukraina Hari Ke-4, Perang Dunia III Semakin Dekat?

Drone AS, RQ-4 Global Hawk terdeteksi pada ketinggian 55.000 kaki di atas Laut Hitam memantau kondisi di Ukraina. (FlightRadar)

Laporan Ian Blaga/Berbagai Sumber

banner 72x960

GEMPURAN Rusia ke Ukraina hingga hari ke–4,  Minggu, 27 Februari 2022 dilaporkan semakin dahsyat dengan artileri darat, roket hingga serangan udara ke ibu kota Ukraina, Kiev.

Di darat, ribuan pasukan Rusia memasuki Ukraina dari arah timur, utara. Sedangkan dari Belarusia memasuki Kiev, Sabtu.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, yang sebelumnya merasa ditinggalkan AS dan NATO, mengatakan mereka akan bertahan dari serangan Rusia.

Presiden Rusia, Vladimir Putin bersama jenderalnya.

Mantan aktor dan komedian itu mengaku pasukannya dengan persenjataan dari NATO dan AS mampu menghadapi serangan pasukan Rusia.

“Kami akan bertahan, walau harus berjuang sendirian,” ujar sang pelawak, memelas.

AS dan NATO sampai hari ini masih terus memantau situasi di Ukraina. Setiap hari dalam 24 jam, satu RQ-4 Global Hawk diterbangkan dari pangkalan AS di Naples, Italia, terbang 55 ribu kaki di atas Laut Hitam, memantau situasi di Ukraina.

RQ-4 adalah pesawat drone, yang bisa digunakan sebagai pesawat mata-mata, hingga mampu memanggul beberapa rudal, untuk menyerang sasaran darat maupun udara.

Sementara di atas langit Polandia dan Romania, dua tanker USAF (United State Air Force) jenis KC135 dan KC-10 terus berputar siang malam, di ketinggian 25.000 kaki. “Ini persiapan yang lebih serius dari sekutu barat,” ujar seorang pengamat militer seperti dikutip media online Inggris Dayli Mail.

Namun ia meragukan keberanian AS maupun NATO untuk ikut “bermain” di Ukraina. “(Joe) Biden (Presiden AS) telah mengkhianati Ukraina, memberi Ukraina dipermainkan srigala, setelah sebelumnya  membiarkan Afghanistan disantap Taliban,” tandas Nail Ferguson, pengamat asal Inggris tersebut. Ia menilai Joe Biden dan sekutunya sebagai pengecut.

Namun pengamat lain menilai, bila AS dan NATO ikut campur langsung, jelas akan menimbulkan kemarahan Putin. “Dan perang dunia III tak bisa dihindari, Eropa akan hancur lebur, ekonomi dan bahkan kehidupan di benua Eropa bahkan dunia akan porak poranda,” tegasnya.

Karena itulah, ia menilai langkah AS sudah maksimal, memberi bantuan senjata serta memantau situasi terkini di Ukraina.

Presiden Ukraina sendiri menegaskan, sejauh ini pihaknya masih bertahan, bahkan mampu memukul mundur pasukan Rusia.

“3.500 anggota pasukan Rusia telah tewas, 200 kami tahan, dan banyak artileri berat hingga pesawat mereka kami hancurkan,” katanya.

Belum bisa dikonfirmasi ucapan Volodymir itu. Namun sejauh ini Rusia masih menggunakan senjata konvensional, bahkan cenderung kuno untuk menyerang Ukraina, khususnya Kiev.

Masuk dari Crimea, Donesk dan Luhank yang dikuasai pemberontak pro-Rusia, Putin “hanya” mengerahkan tank lawas model T-72  dan jet tempur Mig-29 Fulcrum, SU-27 Flanker bahkan SU-25 untuk menembus pertahanan Ukraina.

Putin sebelumnya sangat yakin akan memenangkan perang dengan cepat. Penggunaan senjata konvensional juga diduga untuk menunjukkan pada sekutu barat, Rusia masih “main-main” dengan mantan bagian negerinya yang lepas tahun 1991 pasca-Glasnosht era Gorbachev dulu.

Pengamat memperkirakan, bila dalam 10 hari Putin belum memenangkan perang, maka Rusia akan menggunakan persenjataan yang lebih canggih, dan kekuatan militer lebih besar, demi mengurangi biaya perang hampir 20 miliar dolar sehari.

“Perang yang lebih 10 hari akan membebani Moskow, mereka akan menekan dengan senjata berat dan lebih canggih. Saat itu NATO dan AS tak mungkin diam. Bila itu terjadi, maka ancaman perang dunia III akan di depan mata,” tandasnya.

Sekutu barat yang dipimpin AS, mema ng tampaknya hanya memantau situasi, sambil diam-diam terus mempersiapkan pasukan dan persenjataan mereka di negera sekutu di sekeliling Ukraina. []

Artikel yang sama tayang di acehtime.com. 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *