Refleksi Hari Anak Sedunia 2024, YBHA: Banyak Anak Jadi Korban Eksploitasi

YBHA Petuah Mandiri menyoroti masih banyak anak-anak yang menjadi korban ekploitasi di Hari Anak Sedunia 2024. [Foto: Ist]

THEACEHPOST.COM | Banda Aceh – Pada peringatan Hari Anak Sedunia atau World Children’s Day yang merupakan peringatan global dan diperingati setiap tanggal 20 November, Yayasan Bantuan Hukum Anak (YBHA) Petuah Mandiri mencatat bahwa masih tinggi angka kasus kekerasan terhadap anak di tahun 2024.

banner 72x960

Manager Riset dan Kebijakan Publik YBHA Petuah Mandiri, Wardatul Jannah mengatakan, peringatan Hari Anak Sedunia diharapkan menjadi momen untuk melihat kembali kesuksesan remaja di masa depan, namun kini masih diwarnai dengan persoalan perlindungan anak yang belum usai.

Menurutnya, masih banyak sekali anak-anak di seluruh dunia yang belum memperoleh hak mereka, anak-anak harus hidup di bawah garis kemiskinan.

Wardatul Jannah mengatakan, dengan dalih menopang ekonomi keluarga, mereka menjadi korban eksploitasi anak. Kesenjangan pendidikan di pedalaman menjadi sebab anak-anak tidak mendapat pengetahuan yang sama.

“Belum lagi kekerasan terhadap anak yang terjadi di ranah domestik. Anak seringkali menjadi korban langsung maupun tidak langsung dari kekerasan dalam rumah tangga. Banyak pula kita bertemu dengan korban perundungan,” ujar Wardatul Jannah dalam keterangan tertulis yang diterima Theacehpost.com, Banda Aceh, Kamis (21/11/2024).

YBHA Petuah Mandiri juga mengungkapkan adanya pandangan keliru di tengah masyarakat. Kekeliruan yang menganggap bahwa perlindungan anak dianggap hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau organisasi terkait isu tersebut.

“Masih banyak orang yang belum cukup peduli dengan perlindungan anak, bahkan dalam hal-hal kecil seperti makanan tidak sehat. Banyak anak yang mengkonsumsi makanan tidak sehat di sekolah,” ungkapnya.

Wardatul Jannah menegaskan, ketidakpedulian masyarakat terhadap hak anak-anak juga terlihat saat masyarakat menolak kedatangan pengungsi Rohingya. Pengungsi ini datang dengan membawa anak-anak bersama mereka.

“Anak-anak tersebut sudah berada di lautan selama berminggu-minggu. Namun masyarakat menolak memberikan tempat yang layak bagi mereka,” tuturnya.

Pada Hari Anak Sedunia ini, YBHA Petuah Mandiri berharap agar lebih banyak yang peduli terhadap hak-hak anak. Sehingga Aceh tidak perlu lagi melihat anak-anak yang menjerit meminta hak mereka di hari anak.

Di samping itu, Manager Riset dan Kebijakan Publik YBHA Petuah Mandiri ini juga menekankan pentingnya edukasi terhadap orangtua, guru dan masyarakat terkait pemenuhan hak anak untuk lebih gencar dilakukan.

“Sehingga semua pihak tau dan sadar akan perlindungan anak. Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kekerasan anak harus menjadi yang utama,” ujarnya.

Di sisi lain, Wardatul Jannah mengatakan, akses terhadap layanan psikologis harus lebih menyeluruh di setiap lapisan masyarakat, karena banyak anak yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan perundungan, kesulitan mengakses layanan konseling.

“Banyak dari masyarakat kurang mampu tidak tahu bahwa pemerintah memberikan layanan konseling gratis di setiap rumah sakit daerah. YBHA berharap di hari anak sedunia kita dapat bergandengan tangan menghentikan jeritan anak dan menggantinya dengan senyuman bahagia. Kita berharap anak-anak yang dengan bahagia akan menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab di masa depan,” pungkasnya. (Akhyar)

Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News dan saluran WhatsApp

Komentar Facebook