Ratusan Santri di Aceh Utara Ikuti Sosialisasi Bahaya Narkoba dan Pornografi

Ratusan santri mengikuti sosialisasi bahaya narkoba, pornografi dan kesadaran berlalu lintas di Dayah Babussalam Al Hanafiyah, Desa Blang, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Minggu, 29 Mei 2022. (Foto: Raja Baginda/Theacehpost.com)

Theacehpost.com | ACEH UTARA – Ratusan santri mengikuti sosialisasi bahaya narkoba, pornografi dan kesadaran berlalu lintas di Dayah Babussalam Al Hanafiyah, Desa Blang, Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, Minggu, 29 Mei 2022. Kegiatan ini digagas oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Dayah Aceh.

banner 72x960

Kabid Pemberdayaan Santri Disdik Dayah Aceh, Irwan mengatakan, sosialisasi ini bertujuan untuk membentengi para santri dari bahaya narkoba, yang akhir-akhir ini telah merambah di sebagian lingkungan dayah maupun pesantren.

“Santri perlu dibekali dengan pengetahuan bahaya narkoba, sehingga terhindar dari penyalahgunaan barang haram tersebut,” ujarnya.

Kata Irwan, Pemerintah Aceh terus melakukan penangkalan bahaya narkoba dan pornografi di kalangan generasi muda, dengan melakukan sosialisasi yang melibatkan tim Polda Aceh dan instansi terkait.

“Bukan saja di Aceh Utara, di kabupaten/kota lain di Aceh juga kita lakukan hal yang sama, tujuannya generasi muda Aceh ke depan dapat terhindar dari penggunaan narkoba,” jelas dia.

Sementara itu, pimpinan Dayah Babussalam Al Hanafiyah, Waled Sirajuddin Hanafi yang mengucapkan terima kasih kepada Dinas Dayah Aceh yang sudah memilih dayahnya menjadi bagian sosialisasi tersebut.

“Untuk mengatasi semakin maraknya narkoba dan pornografi, terutama di kalangan anak dan remaja, pemerintah perlu secara serius menanganinya dengan rutin melakukan sosialisasi,” katanya.

Ia mengkhawatirkan jika narkoba atau pornografi tidak diberantas maka akan terjadi kehilangan generasi pada 5-10 tahun mendatang. Menurutnya, dampak pornografi lebih membahayakan dibanding narkoba.

“Perlu penangkalan yang lebih kuat lagi supaya penyalahgunaan narkoba tidak meluas di kalangan masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan seperti dayah maupun pesantren,” kata Waled. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *