PKB Bertekad Menangkan Pilkada 2024, H Musannif Komitmen Ingin Wariskan ‘Legacy’ untuk Warga Aceh Besar
THEACEHPOST.COM | Jantho – Dalam rangka persiapan pemenangan Calon Kepala Daerah (Cakada) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) yang juga merupakan serangkaian acara dari peringatan Hari Lahir (Harlah) PKB ke-26.
Calon Bupati Aceh Besar dari PKB, Tgk H Musannif, menyebutkan bahwa Mukernas PKB membahas terkait isu strategis, salah satunya mengenai pemenangan Cakada dari PKB di Pilkada 2024.
“PKB bertekad memenangkan Pilkada 2024 di sejumlah daerah, khususnya di Kabupaten Aceh Besar,” kata H Musannif di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024) kemarin.
Sebagaimana tema yang diusung PKB ‘Menang Pilkada Menangkan Rakyat,’ H Musannif berkomitmen untuk fokus membangun ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Dengan dukungan semua pihak dan masyarakat, kami akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi Masyarakat,” kata Musannif.
Berbicara soal kesejahteraan dan peningkatan ekonomi masyarakat Aceh Besar, H Musannif menjelaskan bahwa upaya tersebut tidak terlepas dari empat sektor penting, yakni pertanian, perkebunan, perikanan, dan pariwisata. Jika dilihat, Aceh Besar dilewati oleh tiga ruas jalan nasional.
Pertama, ruas Jalan Banda Aceh-Medan melewati sektor kawasan pertanian dan perkebunan (Lambaro-Saree). Kawasan ini, kata Musannif, adalah kawasan strategis yang perlu diperhatikan guna menunjang peningkatan ekonomi di segi sektor pertanian dan perkebunan.
“Usaha di bidang pertanian dan perkebunan masih menjadi aktivitas perekonomian yang paling mendominasi di Aceh Besar, dan Aceh pada umumnya. Dimana sektor ini menempati urutan pertama pada kontribusinya bagi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh, yakni lebih dari 30 persen,” kata Musannif.
Maka oleh sebab itu, dalam programnya sektor pertanian dan perkebunan akan mendapat perhatian utama.
Kedua, ruas Jalan Banda Aceh-Meulaboh melewati sektor kawasan pariwisata (Lambaro-Lhoong). Menurut Musannif, kawasan ini sangat perlu untuk dioptimalkan baik dalam penataan dan pengelolaannya guna menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan perbaikan taraf ekonomi masyarakat.
“Pembangunan sektor pariwisata yang dipadukan dengan pengembangan usaha kreatif masyarakat adalah merupakan program unggulan kita, sebab peluang usaha ini sangat menjanjikan karena ada banyak sekali daya tarik wisata yang dimiliki Aceh Besar, baik wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, dan cagar budaya,” katanya.
Apalagi Aceh Besar merupakan kabupaten penunjang ibukota Provinsi Aceh, tentu wisatawan baik lokal dan mancanegara dapat dengan mudah mengunjungi tempat-tempat wisata yang berada di Aceh Besar.
Oleh karena itu, Musannif optimis bahwa sektor pariwisata bisa menjadi salah satu penyangga perekonomian Aceh Besar di masa depan.
“Kami melihat upaya untuk pengembangan sektor pariwisata ini harus segera ditingkatkan nantinya, selain terus melakukan promosi dan perbaikan di berbagai bidang, tentu saja kami juga siap belajar dari pengalaman berbagai daerah yang sudah berhasil dalam mengembangkan usaha pariwisata ini,” jelas Musannif.
Ketiga, ruas Jalan Banda Aceh-Laweung juga melewati kawasan pariwisata dan Perindustrian (Lambaro-Krueng Raya). Dalam kacamata Musannif, kawasan pesisir ini harus mendapat sentuhan tangan dari investor.
Selaku kepala daerah nantinya, harus dapat menahan diri untuk tidak menaruh kepentingan pribadi dan ego sektoral supaya investor dapat masuk dan merasa nyaman.
“Jangan belum apa-apa kita sudah memberi tekanan kepada investor, dan mereka merasa dipersulit dalam perizinan serta ditambah lagi keu kamoe padum fee (untuk kami pemerintah daerah feenya berapa), wah, jika begini investor tidak akan ada yang bertahan,” kata Musannif.
Harapannya, Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dan Pemerintah Aceh kedepannya dapat bersama-sama mendorong masuknya investor di Kawasan Industri Aceh (KIA) Ladong yang terletak di Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar.
Sebab dengan adanya aktivitas di KIA Ladong akan memberikan efek yang luas bagi perekonomian setempat dan nasional. Apalagi kata Musannif, saat ini kawasan KIA Ladong telah tersedia total lahan seluas 66,89 hektare dengan lahan yang siap pakai seluas 17,5 hektare.
Selain itu, di dalam kawasan KIA Ladong juga telah tersedia beberapa infrastruktur dasar seperti jalan, kantor pengelola, jaringan energi dan jaringan air yang terkoneksi dengan PLN dan PDAM.
Di samping itu, kata Musannif, terdapat Pelabuhan Malahayati yang berlokasi 12 kilometer dari KIA Ladong. Artinya tidak ada lagi alasan jika sektor perindustrian ini tidak dihidupkan.
“Bayangkan jika kawasan perindustrian ini benar-benar hidup, tentu telah dapat mengurangi tenaga pengangguran dan kawasan Jalan Laksamana Malahayati ini akan ramai dilalui orang, serta terbuka kembali lapangan pekerjaan dan jasa,” jelas Musannif.
Musannif juga menegaskan dirinya siap untuk memberikan pembangunan yang terbaik untuk Aceh Besar, dan meninggalkan manfaat bagi masyarakat nantinya. (Akhyar)
Baca berita The Aceh Post lainnya di Google News