Pj Bupati Aceh Selatan Cut Syazalisma Raih Gelar Magister Ilmu Ekonomi USK
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Penjabat (Pj) Bupati Cut Syazalisma resmi menyandang gelar Magister Ilmu Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala (USK). Prestasi ini diraihnya setelah menyelesaikan studi S2 dengan tesis berjudul “Determinan Kemiskinan di Provinsi Aceh: Zakat, Infak dan Sedekah Sebagai Pemoderasi”.
Sidang tesis Pj Bupati Cut Syazalisma berlangsung pada hari Sabtu, 13 Juli 2024 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK.
Sidang tersebut dipimpin oleh Ketua Penguji Prof. Dr. Apridar, SE, MSi, dengan Sekretaris Prof. Dr. M Shabri Abd Majid, SE, MEc, dan anggota penguji Dr. Suriani, SE., MSi, Dr. Muhammad Nasir, SE, MSi, MA, dan Dr. Sartiyah, SE, MSi.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Bupati Cut Syazalisma menyampaikan bahwa pemilihan judul tesisnya didasari oleh komitmennya untuk fokus pada program pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan di Aceh Selatan. Ia melihat potensi besar zakat, infak, dan sedekah (ZIS) sebagai instrumen pemoderasian kemiskinan yang efektif.
“Alhamdulillah, dengan capaian penurunan angka kemiskinan ekstrem terbaik di Aceh, saya ingin terus berkontribusi dalam pembenahan struktur Baitul Mal dan pengembangan Baitul Mal Gampong untuk mengoptimalkan penerimaan ZIS,” jelas Pj Bupati Cut Syazalisma.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa ZIS tidak hanya bertujuan untuk membantu mustahik secara langsung, tetapi juga untuk memberdayakan mereka secara ekonomi. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan Aceh Selatan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita bergerak dari berbagai lini untuk memerangi kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan bersama. Program pemerintah daerah Aceh Selatan tahun 2025 akan difokuskan pada pengentasan kemiskinan,” tegasnya.
Pj Bupati Cut Syazalisma tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada keluarga, jajaran Pemkab Aceh Selatan, para dosen, tim penguji, dan dosen pembimbing atas dukungan dan bimbingan mereka selama studinya.
“Saya harap gelar magister ini dapat memberikan manfaat bagi pembangunan Aceh Selatan, bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat luas, dan kemajuan daerah secara keseluruhan,” tuturnya.[]