Pengurus Asosiasi Antropologi Indonesia Aceh Dikukuhkan

Penyerahan SK AAI Pusat yang diwakili oleh Dr H Aslam Nur MA kepada AAI Aceh yang diterima oleh Dr Bustami Abubakar MHum. (Foto: Dok. AAI Aceh)

Theacehpost.com | ACEH BESAR – Wakil Ketua Asosiasi Antropologi Indonesia (AAI) Pusat, Prof Dr Pawennari Hijjang, mengukuhkan pengurus AAI Aceh periode 2021-2026 secara daring.

banner 72x960

Pelantikan yang digelar secara luring dan daring (hybrid) itu digelar di Aceh Besar, Rabu, 29 Desember 2021.

AAI Aceh yang dilantik itu diketuai oleh Dr Bustami Abubakar MHum, Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.

Pada acara itu, Bustami menyampaikan misi AAI Aceh ke depan akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, komunitas penggiat kebudayaan, dan masyarakat untuk bergerak secara simultan, mendata setiap Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang dimiliki oleh setiap daerah.

Menurutnya, hal tersebut bertujuan untuk menghindari klaim kepemilikan budaya oleh pihak lain yang bukan pemilik kebudayaan itu.

OPK yang telah didata selanjutnya bisa diajukan sebagai warisan budaya yang berasal dari satu daerah agar diakui sebagai warisan budaya nasional (Warbudnas).

“Sampai akhir tahun 2021, Aceh baru memiliki 40 Warbudnas, padahal daerah kita memiliki ratusan warisan budaya,” ujar Bustami.

Untuk dapat melakukan gerakan kebudayaan seperti itu, maka pemerintah daerah, DPRA/DPRK, perguruan tinggi, komunitas kebudayaan, dan masyarakat harus mengawalinya dengan menjadikan kebudayaan sebagai komponen penting dalam setiap kebijakan, penganggaran, program kerja, dan aktivitas.

Wakil Ketua AAI Pusat, Pawennari menyampaikan dukungannya terhadap misi dan program kerja AAI Aceh. Dia berharap, AAI Aceh dapat berdiri di garda terdepan dalam mengembangkan dan melestarikan kebudayaan daerah di Tanah Rencong.

Selain Bustami, turut pula dilantik personel lain dalam struktur kepengurusan AAI Aceh, di antaranya, Mudha Farsyah (wakil ketua), Piet Rusdi (sekretaris), Dharma Kelana Putra (wakil sekretaris), dan Muvida Afren (bendahara). []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *