Pendapat dan Pendapatan
CARA dan proses pembayaran gaji pun, terus bertransformasi. Maksud saya, cara dan proses ini tidak berlaku begitu saja. Ada hal penting di belakangnya.
Konsep untuk terus hidup bersih, menjadi salah satu semangat untuk pencapaian itu. Jadi pada titik akhir pembayaran yang kita terima, turut ditentukan oleh bagaimana konsep dan konteks ingin hidup bersih tersebut.
Saya merasakan kerja di sejumlah tempat. Sebelum di tempat yang sekarang. Sebagai dosen. Sebelumnya sempat di swasta dan tenaga kontrak di kantor pemerintah. Proses pembayaran gaji yang diambil secara langsung. Dengan corak dan bentuk komunikasi yang berbeda-beda.
Ada kantor yang sudah memasukkan sejumlah gaji kita dalam sebuah amplop. Dengan jumlah yang sudah hampir pas. Ada sejumlah nominal, tentu tidak mungkin dipenuhi. Kelebihan atau kekurangan 30 rupiah, dan semacamnya, adalah hal yang harus dimaklumi.
Seseorang yang sudah menyerahkan setepat mungkin dengan angka yang akan kita terima, menggambarkan semangat yang bersangkutan untuk tidak mau ribet. Apalagi dengan amplop yang sudah dilekat erat. Ia ingin mempermudah orang yang seperti saya menerima haknya.
Saya pernah berpengalaman menerima gaji bulanan dengan amplop yang setengah terbuka. Pun pernah dengan jumlah yang harus ditukar terlebih dahulu. Jadi saat menerima, harus menghitung dulu dengan jumlah yang harus dikembalikan atau ditambah. Tidak ada uang pas.
Ada orang yang bisa mengurusi kita dengan angka yang pas, dan ada yang tidak. Hal ini sepertinya sangat tergantung dari semangat mereka yang mengurusi kita. Belum lagi perilaku kita yang menerima. Ada yang tidak beban membuka amplop, lalu menyerahkan sejumlah untuk yang tugasnya memang untuk itu.
Era semacam itu hampir sepenuhnya berakhir. Ada sejumlah tempat yang masih manual. Akan tetapi umumnya, proses pembayaran gaji sudah berlangsung dengan rekening. Hampir tidak ada lagi kebutuhan kita untuk bertatap muka. Skema sudah disiapkan sedemikian rupa dan hal ini menurut saya cermin dari semangat untuk hidup bersih.
Saya pribadi beranggapan, semua soal pendapatan adalah hal yang sensitif. Tidak sederhana. Salah satu hal sensitif dan sering merusak hubungan, ketika terkait dengan pendapatan. Saya sering berguyon. Kita sering abai terhadap pendapat, namun akan langsung berubah wajah saat berbicara tentang pendapatan.
Semangat untuk mengatur bahkan cara untuk membayar pendapatan pun, sangat penting dalam relasi sosial kita. Jangan lagi menganggap hal ini sebagai sesuatu yang sederhana. Jangan gunakan kesempatan ini juga untuk membuka ruang psikolasi yang tidak enak sesama pekerja.
Semua orang akan merasa bergantung ketika berhadapan dengan keadaan semacam ini. Pengatur keuangan pada hakikatnya sama bekerjanya seperti kita, namun kita merasa ada sesuatu yang lain ketika berhadapan dengan mereka yang akan menunaikan hak kita. Ketergantungan dan psikologi ini yang harus diubah. []