Pemuda Muhammadiyah Aceh Ajak Nova Wujudkan 1.000 Petani Milenial

Sejumlah pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh beraudiensi  dengan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Rumah Dinas Wagub, Senin, 15 Maret 2021. (Foto kiriman Rudi Ismawan)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Sejumlah pengurus Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Aceh beraudiensi  dengan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah di Rumah Dinas Wagub, Senin, 15 Maret 2021.

banner 72x960

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Aceh, Rudi Ismawan, S.Hi, M.Si, menyampaikan hasil musyawarah wilayah beberapa waktu lalu di Langsa.

Selain itu, Rudi juga menyampaikan, dalam waktu dekat PW Pemuda Muhammadiyah Aceh akan melaksanakan pelantikan dan rapat kerja di Anjong Mon Mata, Banda Aceh.

“Kepengurusan baru ini memiliki program kerja yang sinergis dengan Pemerintah Aceh, terutama dalam sektor kemandirian dan ketahanan pangan,” kata Rudi dalam keterangan tertulis kepada Theacehpost.com, Senin, 15 Maret 2021.

Menurut Rudi, situasi pandemi yang tak kunjung usai ini telah mengakibatkan banyaknya PHK dan pengangguran, yang juga berimbas pada sektor ekonomi saat ini.

“Kita mengharapkan dengan program tersebut bisa menjadi upaya pencegahan dan penanganan krisis pangan sebagai bagian dari strategi penanganan Covid-19,” ucapnya.

Program ini tidak hanya sebatas upaya penanganan pandemi saja, namun juga berlaku jangka panjang dalam mewujudkan lahirnya generasi pemuda yang tangguh dalam kemandirian ekonomi.

Selain itu, dengan adanya ketersediaan tanah wakaf milik Muhammadiyah Aceh merupakan modal dasar dalam membangun kemandirian pemuda melalui program 1.000 Petani Milenial Aceh.

Pihaknya mengharapkan kesediaan pemerintah Aceh untuk bersinergi dalam mewujudkan hal tersebut.

“Harapannya dengan adanya program ini PW Pemuda Muhammadiyah Aceh dapat turut mendongkrak perekonomian Aceh kelak,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengaku sepakat atas gagasan-gagasan tersebut.

“Kita sepakat dengan gagasan dari Pemuda Muhammadiyah Aceh bahwa organisasi kepemudaan memang harus mandiri, sebab jika tidak mandiri pun juga tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBA,” ucapnya.

Nova menambahkan, pihaknya tentunya memberikan ruang sharing dan fasilitas yang ada. Karena organisasi harus mandiri dan independen.

“Saya sepakat dalam situasi wabah saat ini perlu adanya terbosan-terobosan seperti yang Pemuda Aceh gagas. Konsepnya silahkan teman-teman kolaborasikan  programnya dengan pihak-pihak terkait,” kata Nova.

“Pada intinya Pemerintah Aceh mendukung dengan gagasan tersebut dan kita harapkan, dengan sisa masa jabatan ini tidak usah terlalu banyak lagi konsep. Silahkan action,” ungkapnya. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *