Pemred The Aceh Post: Survei Ini untuk Kita, untuk Cagub Ideal

Pemred The Aceh Post, Nasir Nurdin.

MESKI Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak masih relatif lama—jika mengacu pada tahapan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yaitu pada November 2024—namun pembicaraan tentang sosok calon kepala daerah, baik gubernur, bupati maupun wali kota mulai menjadi menu diskusi sehari-hari di ranah publik, tak terkecuali di Aceh.

banner 72x960

Pembicaraan tentang siapa sosok calon gubernur (cagub), calon bupati (cabup), dan calon wali kota (cawalko) menjadi satu paket dengan ‘misteri’ tentang siapa yang akan menjadi Penjabat (Pj) Gubernur, Pj Bupati, dan Pj Wali Kota untuk menggantikan gubernur, bupati, dan wali kota yang berakhir masa jabatan pada 2022 ini.

Bagi Anda yang ingin berpartisipasi mengikuti Survei Cagub Aceh 2024, klik di Sini

Seperti diketahui, ada 101 kepala daerah di Indonesia yang berakhir masa jabatan pada 2022. Khusus Provinsi Aceh, selain gubernur ada 20 bupati dan wali kota yang harus meninggalkan kursi jabatannya tahun ini.

Hasil penelusuran kami, Theacehpost.com, geliat menuju agenda politik 2024 – termasuk tahapan pemungutan suara Pemilu Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) pada 14 Februari 2024, semakin terasa di Aceh.

Selain kesibukan partai politik pasang strategi menembak hati rakyat—untuk target kursi sebanyak-banyaknya—juga ‘perang dingin’ pendukung capres yang akan menggantikan Jokowi—setelah isu tiga periode berangsur pudar.

Nah, kembali ke Aceh. Sejumlah nama mulai disebut-sebut untuk ‘bertarung’ di Pilgub 2024.

Ada yang muncul karena popularitas, ada pula yang karena dorongan tim sukses, dorongan partai, dorongan media, dan tak sedikit pula yang bergerilya menebar simpati secara mandiri.

Baliho dengan foto terbaik bertebaran di mana-mana.
Paling tidak hingga ‘pengantar’ ini ditulis, tercatat ada delapan nama yang disebut-sebut.

Dari kalangan ulama sebuat saja Ayah Sop Jeunieb. Ada pula politisi seperti Nasir Djamil, Muzakir Manaf, dan Teuku Riefky Harsya.

Ada pula anggota DPD-RI yang juga komedian Aceh, Haji Uma, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, mantan bupati dan juga mantan Pj Gubernur Tarmizi A Karim.

Tak ketinggalan pula disebut-sebut nama Azwir Nazar— ini agak mengejutian—yaitu sosok anak muda yang aktif sebagai pekerja sosial dan aktivis pendidikan.

Apakah cuma itu? Tentu tidak. Karena beberapa nama lain yang beredar mengatakan belum siap untuk dicuatkan.

“Nama saya disebut-sebut untuk cagub? Tersanjung sekali, tetapi jangan dicuatkan dulu, takut demam,” kata salah satu sosok yang namanya juga masuk ‘bursa’.

Di bursa kandidat cagub, beredar juga nama dari kalangan tokoh perempuan, sebut saja Darwati A Gani (anggota DPRA dari PNA/istri Irwandi Yusuf) dan Illiza Sa’aduddin Djamal (mantan Wali Kota Banda Aceh/anggota DPR-RI dari PPP).

Tetapi, sebagaimana halnya sosok-sosok yang tak ingin namanya dicuatkan—kedua tokoh perempuan ini juga mengambil sikap hati-hati. Bisa jadi karena tak ingin ada kontroversi tentang kepemimpinan perempuan, meski itu masih bisa diperdebatkan.

“Tampaknya tokoh-tokoh perempuan itu lebih aman untuk posisi cawagub. Bisa jadi mereka sedang bersiap-siap untuk dipinang,” ujar seorang pengamat tentang potensi kedua tokoh perempuan tersebut.

Ya, meski masih relatif lama, tetapi semangat masyarakat menyambut Pilkada 2024 harus disikapi, termasuk oleh The Aceh Post.

Didasari semangat itu, The Aceh Post memberanikan diri mengumpulkan sejumlah nama hasil ‘nguping’ atau hasil keterlibatan langsung dalam diskusi politik—termasuk di warung kopi—sebagai panduan bagi kita dalam menentukan siapa di antara mereka yang dianggap paling layak untuk bertarung di pentas Pilkada 2024.

“Ini survei kita, untuk kita, untuk cagub ideal,” pungkap Pemred The Aceh Post, Nasir Nurdin. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *