Pele: “Suatu Hari Kita akan Menendang Bola Bersama di Akhirat, Diego”

Maradona dan Pele. (Foto: see.news)

Theacehpost.com | SAO PAOLO – Siapa tak kenal Pele? Dan siapa pula tak kenal Diego Maradona? Semua penggila bola pasti kenal dua nama itu. 

banner 72x960

Dua warga Amerika Latin, yakni Brasil dan Argentina itu telah mencatatkan diri sebagai legenda sepakbola.

Pele dianggap mutiara bagi sepakbola Brasil. Orangnya manis dan murah senyum dan jauh dari kontroversi menjadikan Pele sebagai ikon negaranya yang tak tergantikan. 

Begitu pula, meski kadang bengal dan seenak udelnya, Maradona begitu dicintai. Segala polah Maradona di Argentina seolah dimaklumi.

Bahkan, khusus untuk Maradona di Brasil dijadikan sebuah nama gereja layaknya nama seorang suci dalam kepercayaan Kristiani. Pesan yang ada ketika melihat antusiasme publik Argentina saat mendengar kematiannya, mereka memang sudah menjadikannya layaknya Santa. Santa Diego Maradona!

Tak ayal lagi Pele dan Diego Maradona lah dua legenda sepakbola yang sangat dihormati di dunia dari dua negara yang tergolong ‘dunia ketiga’ itu. Keduanya bersaing di lapangan tetapi saling menghormati. 

Sosok mereka menyempurnakan sebutan bila di dua negara itu sepakbola sudah layaknya ‘agama’.

Dan, kini Maradona telah tiada pada Rabu, 25 November 2020. Kabar tersebut dengan sekejap pun membawa kesedihan keseluruh warga dunia tak terkecuali Pele. Lantas dia mengirimkan pesan khusus atas kematian Maradona. 

Pele menunjukkan Maradona adalah sahabatnya meski bersaing hebat di lapangan hijau.

“Pasti suatu hari kita akan menendang bola bersama di akhirat, Diego. Sungguh menyedihkan, kehilangan teman seperti ini,” kata Pele dalam pesannya, dilansir dari Marca, Kamis, 26 November 2020.

Pele memenangkan tiga Piala Dunia bersama Brazil yaitu 1985, 1962 dan 1970. Sedangkan Argentina memenangkan juara dunia bersama Argentina pada 1986. Keduanya sama-sama mengangkat juara dunia di Estadio Azteca.

Maradona yang lahir dari warga Argentina biasa mengawali karirnya bersama Argentinos Juniors pada 1976 sampai 1981. Di sana mulai terasah kemampuanya dan  kemudian pindah ke Boca Junior sebelum berseragam Barcelona 1982-1984. Dia pindah ke Napoli lalu Sevilla, Newell’s Old Boys dan menutup karirnya di Boca Juniors.

Maradona menjajaki dunia kepelatihan. Namun kesuksesannya tak seperti ketika menjadi pemain.  Dia menjadi pelatih Mandiyu de Corrientes, Racing Club, timnas Argentina dan Al Wasl FC.

Maradona dikenal dengan si Tangan Tuhan berkat gol kontroversialnya melawan Inggris pada Piala Dunia 1986. Pada waktu aksi sprint dengan membawa bola dan melewati beberapa pemain sebelum menjebol gawang Inggris juga menjadi aksinya yang dikenal.

Bagaimana Pele dan Maradona di Indonesia? Kedua legenda ini pernah sama-sama datang ke Indonesia. Pele datang bersama timnya. Mereka bermain sepakbola melawan PSSI Al Star. 

Orang masih ingat betapa tendangan Pele mampu membuat jatuh bangun gawang Indonesia yang dijaga legenda kiper asal Medan, Rony Pasla. Namun tak urung, tim Indonesia akhirnya takluk kepada tim Brasil tersebut.

Lalu Maradona selama masa karir aktifnya tak pernah ke Indonesia.

Dia baru berkunjung ke Indonesia kala sudah tak aktif bermain dan baru terjadi beberapa tahun silam. Kala itu memberi materi pelatihan di Stadion Utama Senayan kepada para murid sekolah sepakbola.

”Bermainlah dengan penuh konsentrasi dan berbahagia. Lalu goceklah bola, saling berbagi, serta menjaga bola ketika mendapat bola. Lalu setelah itu biarlah semua akan terjadi. Gol akan lahir dengan sendirinya,” begitu nasihat Maradona ketika memberikan ‘Coaching Clinik’ di Stadion Senayan.

Dan nasihat Mardona memang akan selalu terkenang. Meski terdengar sekilas, namun kenangnya abadi. Seabadi namanya dalam dunia sepak bola.

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *