Panwaslih Aceh dan Ikatan Alumni Lemhannas Gelar Seminar Pemilu Demokratis
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Aceh bersama Ikatan Alumni Lemhannas Aceh menggelar seminar penegakan hukum bertajuk “Pemilu Demokratis Membangun Politik Kebangsaan” di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Rabu, 27 Desember 2023.
Seminar ini dihadiri oleh perwakilan partai politik, tim kampanye capres-cawapres, perwakilan LSM, dan komunitas pemuda. Narasumber yang dihadirkan adalah guru besar USK, Prof. Apridar, penggiat HAM Dr. Otto Syamsuddin, Komisioner KIP Aceh Mirza, dan Komisioner Bawaslu Aceh Fahrul Rizha Yusuf.
Diskusi yang mengulas tentang membangun kesadaran publik untuk terlibat mengawal pemilu sebagai bagian membangun peradaban politik kebangsaan, menghasilkan beberapa poin kesepakatan. Diantaranya; kerja sama dan sinergisitas antara komponen lembaga dan masyarakat sipil dalam mengawal pemilu, dan pentingnya peran para kontestan, termasuk pemerintah dan unsur masyarakat sipil, dalam melakukan pendidikan politik yang mencerdaskan dan penuh dengan gagasan.
Selain itu, juga disepakati penyelenggara pemilu harus independen dalam menyelenggarakan pemilu untuk mewujudkan pemilu demokratis, bermartabat.
Komisioner Bawaslu Aceh, Fahrul Rizha Yusuf, mengatakan, diskusi ini bertujuan untuk mendorong kesadaran para pihak untuk secara bersama-sama mengawal pelaksanaan Pemilu 2024.
“Pemilu adalah cerminan kita membangun tatanan politik kedepan, kita ingin membangkitkan kesadaran para pihak termasuk masyarakat mengawalnya,” ucap Fahrul.
Menurut Fahrul, tugas mengawal pemilu tidak sebatas menjadi tanggung jawab penyelenggara, tapi juga para kontestan, partai politik, pemerintah, dan masyarakat.
“Kita juga sangat berharap stakeholder dan semua elemen masyarakat ikut andil berpartisipatif dalam hal mencapai tujuan pemilu yang aman, adil, dan berkeadilan,” ungkapnya.
Sementara itu, Prof. Apridar guru besar USK menyampaikan, pemilu memainkan peran kunci dalam membangun gagasan atau ideologi politik. Melalui kampanye pemilu, para kandidat dan peserta pemilu berkomunikasi dengan pemilih, mempresentasikan program mereka, dan mengajukan ide-ide untuk meraih dukungan.
“Ini tidak hanya membentuk pandangan politik masyarakat, tetapi juga menciptakan ruang untuk diskusi dan debat yang dapat memperkaya gagasan politik dalam suatu peradaban,” katanya.
Prof. Apridar juga menekankan pentingnya peran semua komponen dalam pemilu untuk mencerdaskan masyarakat politik. Informasi yang disajikan penting untuk partisipasi dalam menciptakan lingkungan politik yang sehat.
“Pemilu yang telah berlangsung lama harus menjadi instrumen etika politik yang menghargai integritas, dan kerja sama membangun budaya politik yang positif,” ujarnya.
Sementara itu, Komisioner KIP Aceh Mirza mengatakan penyelenggara pemilu harus independen dalam menyelenggarakan pemilu untuk mewujudkan pemilu demokratis, bermartabat.
“Diskusi-diskusi yang diselenggarakan oleh penyelenggara pemilu merupakan bagian dari pendidikan politik,” tutupnya.[]