Oprit Jembatan Rangka Baja Tanjung di Aceh Tenggara Amblas, Transportasi Lumpuh Total

Oprit jembatan rangka baja Desa Simpang Empat Tanjung Kecamatan Darul Hasanah yang amblas akibat hantaman sungai Alas, Rabu 2 November 2022. (Theacehpost.com)Armentoni)

Theacehpost.com | ACEH TENGGARA – Oprit jembatan rangka baja Desa Simpang Empat Tanjung, kecamatan Darul Hasanah amblas di hantam banjir luapan Sungai Alas, pada Selasa malam, 1 November 2022.

banner 72x960

Amblasnya oprit jembatan yang menghubungkan desa Simpang Empat Tanjung Kecamatan Darul Hasanah dengan desa Natam Baru kecamatan Badar tersebut, menyebabkan arus transportasi dari kedua arah menjadi lumpuh total.

Pantauan Theacehpost.com di lapangan, Rabu, 2 November 2022, warga setempat secara swadaya membuat jembatan darurat, terbuat dari pohon pinang dan papan, sekedar bisa dilewati kendaraan roda dua, itupun harus dibantu agar tidak terjungkal kebawah.

Para warga yang melintas memberikan uang se-ikhlasnya kepada para pemuda yang turut membantu menyeberangkan kendaraannya sebagai biaya pengganti papan jembatan yang mereka beli.

Kasih kode dengan mancis lampu

Selamat Sentosa (40) warga desa Simpang Empat Tanjung Kecamatan Darul Hasanah kepada Theacehpost.com menuturkan, oprit jembatan tersebut amblasnya sekira pukul 03:00 wib dini hari.

“Tadi malam kami ada bertiga menyaksikan langsung amblasnya oprit, awalnya debit sungai Alas terus semakin besar dan besar, karena hujan turun dengan intensitas tinggi sejak sore,” katanya.

“Puncaknya terjangan air sungai menghantam oprit jembatan hingga amblas,” kata Selamat Sentosa yang rumahnya hanya berjarak 20 meter dari oprit jembatan itu.

Situasinya, lampu listrik mati dan hujan, senter tidak ada, terpaksa saya gunakan mancis lampu 3 buah, saya ikat dijadikan sebagai senter untuk ngasih kode kepada pengendara yang datang dari arah berlawanan, agar tidak terjungkal karena oprit sudah menganga menanti.

Sementara dari arah sini kan bisa kita beritahu, dan kita pasang dahan kayu sebagai kode peringatan adanya bahaya di depan. Kalau seberang sana, tidak ada siapapun yang memberitahu bahaya menanti, maka saya pergunakan senter mancis ini.

“Hingga pagi saya tidak tidur, takut ada pengendara yang terjun bebas ke sungai dan ke dasar oprit yang amblas,” pungkasnya.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *