Ombudsman dan Senator Aceh Sidak Instalasi Farmasi RSUDZA: Temukan Loket Kosong Tanpa Petugas
Theacehpost.com | BANDA ACEH – Ombudsman RI Perwakilan Aceh bersama Senator M Fadhil Rahmi melakukan inspeksi mendadak (sidak) pelayanan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Kamis, 30 Desember 2021.
Aksi dipimpin Kepala Ombudsman Aceh, Dr Taqwaddin Husin didampingi stafnya dan Anggota DPD RI, M Fadhil Rahmi. Mereka disambut Direktur RSUDZA, dr Isra Firmansyah SPA dan Wadir Penunjang RSUDZA, dr Nurnikmah.
“Kami mendapatkan laporan dari masyarakat, bahwa pelayanan untuk pengambilan obat tidak maksimal dan prosesnya lama. Ada pasien berobat pukul 08.00 WIB baru mendapatkan obat pukul 13.00 WIB,” ujar Taqwaddin.
Oleh karena itu, kata Taqwaddin, pihaknya memutuskan untuk melakukan sidak ke instalasi farmasi RSUDZA guna memastikan pelayanan kepada masyarakat.
“Saat melihat langsung, benar saja, banyak pasien menumpuk mengantre dan loket pelayanan yang ada petugasnya cuma dua loket, sedangkan empat lagi loketnya kosong,” ungkapnya.
“Selain itu, ternyata ada pasien dari Kabupaten Bireuen sudah mengantre sejak pagi, namun hingga pukul 12.00 WIB belum mendapat panggilan untuk mengambil obat,” ucap Taqwaddin lagi.
Taqwaddin bersama rombongan juga mengecek ke dalam apotek. Hal itu bertujuan guna melihat mekanisme pelayananannya, atau dari tahap menerima resep dokter, hingga pendistribusian obat keluar terhadap keluarga pasien.
“Ruangan apotek untuk bekerja terlalu sempit, tidak pantas rumah sakit sebesar ini ruangan apoteknya sempit begini,” sebut Taqwaddin.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, Taqwaddin menyarankan adanya penambahan petugas di instalasi farmasi RSDUZA supaya masyarakat tidak menunggu antrean cukup lama.
“Kami menyarankan penambahan SDM, perluasan gedung yang saat ini sangat sempit, adanya alur pelayanan, serta penambahan infrastruktur lainnya. Ini supaya pelayanan untuk masyarakat efektif,” pintanya.
“Kami pun berharap, pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetap dikedepankan, karena ini berkaitan dengan keselamatan publik. Apalagi masyarakat datang jauh-jauh dari luar kota untuk berobat ke Banda Aceh,” imbuhnya.
Sementara itu, Fadhil Rahmi mengaku kerap menerima keluhan masyarakat terkait lambannya pelayanan di instalasi farmasi RSUDZA itu.
“Padahal obat-obatan ini merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat,” katanya.
Ia menyarankan, RSUDZA harus membangun gedung baru yang lebih representatif, sehingga warga tidak perlu lagi menunggu terima obat dengan lama.
“Harus ada gedung yang nyaman. Pelayanan baik, dari dokter dan perawat akan membantu kesembuhan,” katanya.
Kemudian, lanjut Fadhil, manajemen RSUDZA harus membuat alur pelayanan pengambilan obat secara efektif, agar masyarakat tidak bingung.
“Kita harap rumah sakit ini sudah kian baik dan masyarakat semakin puas dengan pelayanannya. Ini amanah UU Pelayanan Publik,” ujarnya.
Terkait hasil temuan tersebut, Direktur RSUDZA dr Isra, mengakui bahwa mereka masih kekurangan tenaga farmasi, bahkan tidak seimbang dengan jumlah pasien yang berobat.
Karena itu, kata Isra, tahun depan pihaknya menambah tenaga farmasi sebanyak 30 orang lagi.
“Resep masuk sekitar 700 per hari, dan petugas kita hanya 18 orang, karena itu kita butuh 15 orang lagi. Tapi alhamdulillah, kita ada penambahan 30 orang lagi,” katanya.
dr Isra juga mengatakan jika pihaknya sedang melakukan upaya perluasan gedung farmasi dengan beberapa fasilitas tambahan lainnya, seperti ruang tunggu yang layak.
“Insyaallah kami berkomitmen untuk memperbaiki pelayanan ini, sehingga masyarakat tidak lagi menunggu lama untuk pengambilan obat,” demikian dr Isra. []