Nuzulul Quran, Kewajiban Kita Setelah Turunnya Al Quran

Foto ilustrasi Al Quranul Karim.(net)

*Penulis: Tu Sudan

banner 72x960

Rasulullah Bersabda: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Saudaraku seiman yang dirahmati Allah. Tanggal 17 Ramadhan diperingati mayoritas kaum muslimin di Indonesia sebagai Nuzulul Quran. Apa itu nuzulul Quran, kapan turunnya Al Quran dan apa kewajiban kita terhadap Al Quran?

Secara bahasa, nuzulul Quran adalah turunnya Al Quran. Secara istilah, Nuzulul Quran adalah diturunkanNya Al Quran secara sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah langit dunia pada lailatul Qadar.

Lalu Al Quran diturunkan secara berangsung-angsur dari Baitul Izzah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama sekitar 23 tahun.

Di sinilah letak perbedaan tanggal Nuzulul Quran. Mengapa ada yang memperingati Nuzulul Quran pada tanggal 17 Ramadhan seperti mayoritas umat Islam di Indonesia, sedangkan di negara lain ada yang memperingati pada tanggal lainnya.

Bahwa sebagian ulama berpendapat nuzulul Quran adalah turunnya Al Quran secara sekaligus ke Baitul Izzah. Sedangkan sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa nuzulul Quran adalah permulaan turunnya Al Quran kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni wahyu pertama yang turun kepada beliau di gua hira.

Dua perbedaan pendapat itu lebih terperinci. Pendapat pertama merupakan pendapat yang dipelopori Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berdasarkan Surat Al Baqarah ayat 185, Surat Ad Dukhan ayat 4 dan Al Qadr ayat 1.

Pendapat kedua dipelopori oleh Amr bin Syarahil Asy-Sya’bi seorang tabi’in besar, ahli hadits dan fikih, guru Imam Abu Hanifah.

Menurut beliau, Surat Al Baqarah ayat 185, Surat Ad Dukhan ayat 4 dan Al Qadr ayat 1 tersebut menerangkan tentang permulaan turunnya Al Quran kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Bahwa dua pendapat itu sebenarnya tidak bertentangan karena Al Quran diturunkan dua kali yakni secara sekaligus ke Baitul Izzah lalu secara berangsur – angsur kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Karena dari awal telah ada perbedaan, maka lahirlah perbedaan kedua yakni tanggal nuzulul Quran. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip pendapat Ibnu Abbas bahwa Al Quran diturunkan sekaligus ke Baitul Izzah pada pertengahan bulan Ramadhan. Malam itu bertepatan dengan lailatul qadar.

Para pakar sejarah berbeda pendapat tentang kapan pertama kali wahyu turun kepada Rasulullah. Ada yang berpendapat Rabiul Awwal, ada yang berpendapat Rajab dan ada yang berpendapat Ramadhan.

Dari ketiga pendapat ini, yang kuat adalah bulan Ramadhan. Tanggal berapa? Para ulama berbeda pendapat lagi.

Ada yang berpendapat tanggal 7 Ramadhan, ada yang berpendapat tanggal 17 Ramadhan dan ada yang berpendapat tanggal 18 Ramadhan.

Agaknya pendapat Ibnu Abbas yang menyebut pertengahan Ramadhan dan Al Khudhari yang menyebut 17 Ramadhan inilah yang membuat mayoritas umat Islam di Indonesia meyakini nuzulul Quran tanggal 17 Ramadhan.

Bahwa Rasulullah menerima wahyu pertama kali di gua hira pada hari Senin, tanggal 21 Ramadhan bertepatan 10 Agustus 610 Masehi. Hujjah beliau, Al Quran diturunkan pada lailatul qadar sedangkan lailatul qadar menurut banyak hadits terjadi pada malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Hadits lain menjelaskan bahwa Rasulullah pertama kali mendapat wahyu pada hari Senin. Senin pada bulan Ramadhan tersebut jatuh pada tanggal 7, 14, 21 dan 28. Sehingga beliau menyimpulkan tanggal 21 Ramadhan.

Yang penting bukanlah tanggal berapa nuzulul Quran karena ada perbedaan pendapat ulama. Yang paling penting adalah bagaimana interaksi kita dengan Al Quran di bulan yang disebut juga syahrul Quran ini.

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. (QS. Al-Baqarah : 185) .

Setidaknya, ada delapan kewajiban kita terhadap Al Quran, yaitu :

1. Mengimani Al Quran.
Bahwa Al Quran adalah firman Allah. Al Quran bukan makhluk. Al Quran adalah kalamullah. Sebagaimana ayat di atas, Al Quran diturunkan untuk menjadi petunjuk bagi kita. Tanpa mengimaninya, manusia tidak mungkin menjadikannya sebagai pegangan hidup.

“Dan mereka beriman kepada Kitab Al Quran yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu serta mereka yakin akan adanya kehidupan akhirat.” (QS. Al Baqarah : 4)

2. Membaca Al Quran /Tilawah.
Al Quran adalah kalamullah yang membacanya bernilai pahala. Para sahabat biasa mengkhatamkan Al Quran sekali dalam sebulan. Dan banyak yang khatam lebih cepat dari itu.

Membaca Al Quran merupakan perintahNya; “Dan bacalah Al Quran dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzammil : 4).

3. Mentadabburi Al Quran.
Yakni merenungkan Al Quran, sehingga kita mengetahui maksudnya dan mengambil pelajaran serta petunjuk dari Al Quran.

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (QS. Muhammad: 24).

4. Menghafalkan Al Quran.
Al Quran lah yang kita baca saat sholat.
Yakni Surat Al Fatihah dan setelahnya. Maka hendaknya kita menghafal Al Quran sesuai kemampuan. Yang ideal adalah menghafalkan Al Quran seluruhnya, lengkap 30 juz.

Kedudukan para penghuni surga nanti akan berbanding dengan hafalan Al Quran-nya. Semakin banyak ia hafal Al Quran, semakin tinggi kedudukannya di surga.

“Akan dikatakan kepada shahibul qur’an di akhirat: bacalah dan naiklah, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, karena kedudukanmu tergantung pada ayat terakhir yang engkau baca.”
(HR. Abu Daud) .

5. Mengamalkan Al Quran.
Yang kelima adalah mengamalkan Al Quran. Apa yang diperintah Al Quran kita lakukan, apa yang dilarang Al Quran kita tinggalkan. Pendek kata, kita menjadikan Al Quran sebagai petunjuk hidup.

“Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 2).

6. Mendakwahkan dan mengajarkannya.
Kewajiban kita berikutnya adalah mendakwahkan dan mengajarkan Al Quran. Mengajarkan Al Quran ini menjadikan kita menjadi manusia terbaik dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

7. Memperjuangkan dan membelanya.
Kita juga berkewajiban memperjuangkan dan membela Al Quran. Memperjuangkan agar nilai-nilai Al Quran tegak dalam kehidupan dan membela jika Al Quran dihina atau dinistakan.

Pada hakikatnya, Allah tidak membutuhkan pembelaan kita. Namun dengan membela Al Quran, Allah akan membela dan menolong kita sebagaimana firman-Nya; “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7) .

8. Menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Tak cukup hanya mengamalkan Al Quran secara pribadi, kita perlu berupaya menerapkan Al Quran dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sebab Al Quran adalah petunjuk hidup dan Allah menghendaki kita menerapkan Islam secara kaffah.

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 208).

Semoga bermanfaat dan lebih memaknai momentum peringatan Nuzulul Quran pada Ramadhan kali ini.[]

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *