Nova: Pemerintah Aceh Tak Antikritik

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. (Dok. Humas)

Theacehpost.com | BANDA ACEH – Gubernur Nova Iriansyah, menegaskan bahwa Pemerintah Aceh tidak antikritik dan tidak anti terhadap penyaluran aspirasi masyarakat melalui demonstrasi.

banner 72x960

Hal tersebut disampaikan oleh Nova saat menerima kunjungan Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA) di Rumah Dinas Wakil Gubernur Aceh, Selasa, 1 Maret 2022.

“Saya siap dikritik dan tidak antidemo, karena hal itu adalah salah satu instrumen demokrasi. Namun, sampaikanlah aspirasi dengan etika yang baik. Sampaikan di mana kelalaian dan kelemahan, InsyaAllah akan kita koreksi. Pemerintah memang sangat membutuhkan dukungan OKP dan LSM,” ujar Nova.

Oleh karena itu, dalam banyak kesempatan dirinya selalu menegaskan, bahwa dalam penyelenggaraan pembangunan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, semua elemen masyarakat harus terlibat.

“Sejak awal saya sudah menegaskan, bahwa tidak ada superman yang bisa menyelenggarakan pemerintahan dan menggelindingkan program pembangunan secara sendirian. Semua butuh kolaborasi dan kerja sama lintas sektor. Karena itu, kritik dan saran membangun dari OKP dan LSM sangat dibutuhkan dalam menyukseskan pembangunan,” katanya.

Nova mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan oleh FPMPA. Agar lebih fokus, Nova menyarankan agar organisasi ini memiliki fokus isu yang dikawal dengan baik.

“Saya mengapresiasi kerja-kerja FPMPA. Mudah-mudahan bisa terus berkiprah dan eksis dan kerja-kerjanya benar-benar menyentuh masyarakat. Namun, agar dapat bekerja lebih, saya sarankan FPMPA, memilih fokus isu yang dikawal, misalnya fokus pada sektor kesehatan. Seperti saat ini, Pemerintah Aceh fokus mensosialisasikan vaksinasi, penanggulangan stunting dan TBC, maka ini yang dikawal dan kritisi,” pinta Nova.

“FPMPA bisa juga fokus mengawal pembangunan sektor pendidikan. Saat ini, Pemerintah Aceh sedang membenahi GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan). Beberapa waktu lalu, pak Sekda (Sekretaris Daerah) dan Kadis pendidikan melakukan pembekalan terhadap lebih 800 kepala sekolah tingkat SMK, SMK dan SLB. Semua bertujuan untuk pembenahan. Nah, FPMPA bisa pula mengawal sektor ini,” sambung Gubernur.

Sementara itu, Ketua FPMPA, Muhammad Jasdy menjelaskan, sebagai bentuk mendukung program yang digalakkan pemerintah, beberapa waktu lalu organisasi yang ia pimpin telah mensosialisasikan vaksinasi di sejumlah daerah terpencil di Aceh.

“Kami sudah mensosialisasikan vaksinasi kepada masyarakat di Lapeng Pulo Aceh. Saat itu, kami juga melakukan vaksinasi kepada 84 orang. Selain itu, kami juga melakukan vaksinasi pada 64 warga Pondok Gajah di Bener Meriah, serta 104 warga di Pulau Banyak Aceh Singkil,” ujar Jasdy.

Jasdy menjelaskan, sejak awal organisasi ini memang bertekad mensosialisasikan vaksinasi ke daerah-daerah terpencil.

Ia menambahkan, selama berkegiatan FPMPA didukung oleh Badan Kesbangpol Aceh, Baitul Mal Aceh, Dinas Sosial Aceh, dan Bank Aceh Syariah.

“Terima kasih atas dukungannya. Apa yang kami lakukan ini adalah bentuk dukungan kepada Pemerintah Aceh,” kata Jasdy. []

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *