Sosok Ahli Hukum yang Makin Betah di Aceh

Ahmad Rifqi Nurilmi

GAYA bicaranya teratur, lembut, dan santun. Pria muda, berdarah Bugis, kelahiran 28 Agustus 1994 ini bernama Ahmad Rifqi Nurilmi. Di belakang namanya ada titel SH dan M.Kn.

banner 72x960

“Saya menyelesaikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung pada 2012 dan S2 (Magister Kenotariatan) di Universitas Indonesia (UI) tahun 2019,” kata pria yang akrab disapa Rifqi ini ketika bincang-bincang dengan Theacehpost.com, Rabu malam, 9 Juni 2021 di sebuah cafe di Kota Banda Aceh.

Rifqi berprofesi Notaris/PPAT. Dia mulai tugas di Aceh sejak Maret 2020. Dalam waktu yang masih relatif baru, Rifqi mengaku sudah lumayan banyak mengetahui tentang Aceh. Modal ‘gaul’-nya membuat ia mudah berinteraksi dengan berbagai kalangan.

“Belum lama ini saya ke Wali Kota Banda Aceh, bukan untuk menawarkan jasa tetapi murni silaturahmi. Saya bicara isu-isu pembangunan kota. Kemudian terbangun chemistry yang kuat. Kalau kemudian kami bisa bekerjasama, itu saya anggap sebagai bonus,” ujar pria yang mengaku sudah sangat cocok dengan berbagai kuliner Aceh ini.

Bagi ahli hukum yang satu ini, tidak sulit untuk menjadi bagian dari orang Aceh. Banyak persamaan antara Aceh dan Bugis, termasuk karakter masyarakatnya, budaya, adat, apalagi dalam hal agama.

Awalnya, kata Rifqi, memang ada kekhawatiran di keluarga ketika dia memilih Aceh sebagai daerah untuk menjalankan tugas profesinya.

“Stigma yang terbangun tentang Aceh sangat miring. Aceh identik dengan pemberontakan, tidak aman, dan susah berkembang,” ujarnya.

Nyatanya, lanjut Rifqi setelah dia berada di Aceh, semua penggambaran itu tidak terbukti. “Saya sangat nyaman di sini. Bahkan kedua orang tua saya sudah sangat sering bolak-balik Aceh-Batam,” kata anak sulung dari empat bersaudara dari pasangan orangtua, Ir. H. Jalaluddin dan Najemah, SH, MM, M.Kn.

Menurut Rifqi, meski mereka berasal dari Makassar tetapi ‘kampung kedua’ mereka di Batam.

“Ayah saya seorang pengusaha (swasta). Kami tinggal di Batam,” ujarnya. “Kini, saya merasa Aceh juga sudah seperti kampung sendiri,” ungkap Rifqi yang masih bertahan dengan status jomblo.

Bicara soal gebetan, ternyata Rifqi juga sangat terbuka. “Jujur, sampai sekarang sedang penjajakan. Perempuan Aceh cantik-cantik tetapi terkesan agak tertutup. Tetapi lebih baik ketimbang terlalu agresif,” katanya.

“Staf saya yang perempuan di kantor semuanya anak Aceh,” ujar sosok profesional tersebut.

Ditanya bagaimana tipe cewek idamannya, Rifqi tersenyum.

“Saya ingin mengenal Aceh lebih dalam, saya butuh sosok yang bisa mengajarkan semua tentang Aceh,” begitu isyarat yang diberikan Rifqi, pemilik akun IG: ahmadrifqi28 dan FB: Ahmad Rifqi Nurilmi Jalaluddin tersebut. Nah. []

 

Komentar Facebook

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *